Palyja Keluhkan Sulitnya Pasokan Air Baku

PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) menyatakan masih ada sejumlah kendala yang membuat pihaknya belum optimal melayani kebutuhan air bersih bagi warga DKI Jakarta. Salah satunya ketersediaan pasokan air baku.

 

Wakil Presiden Direktur Palyja Herawati Prasetyo mengungkapkan pihaknya saat ini membeli air dari Cisadane, Tangerang, dan Waduk Jatiluhur, Jawa Barat.

 

“Sumber dari Jatiluhur sebanyak 62%, itu saja nanti terpotong untuk ke Bekasi juga untuk Aetra. Kemudian ambil dari Tangerang, paling dari Cilandak yang diambil dari Kali Krukut, itu juga hanya 5%,” jelas Herawati saat berkunjung ke kantor Media Indonesia, kemarin.

 

Herawati menerangkan air di 13 sungai yang mengalir di Jakarta tidak cukup layak untuk diolah menjadi air baku. Tingkat pencemaran pada air tersebut cukup tinggi dengan kandungan deterjen yang mendominasi. Kondisi itu menurutnya juga turut menjadi kendala dalam mencari sumber air.

 

“Kalau air laut juga tidak mudah diolahnya. Harus ada chemical dengan jumlah besar untuk mengolahnya. Yang pasti kita masih terus memikirkan cara lain memperoleh sumber utama air,” tandasnya.

 

Kendala lain yang dihadapi ialah masih terjadinya praktik pencurian air. Pencurian bisa dilakukan penduduk gelap ataupun berasal dari pengguna sendiri.

 

“Makanya setiap hari karyawan kami mengecek ke tempat-tempat yang diduga terjadi pencurian air. Mereka juga mengecek ke para pelanggan. Belum lagi kerugian fi sik seperti kerusakan pipa, pompa, dan alat lainnya,” paparnya.

 

Untuk itu, pihaknya berharap ada penegakan hukum guna mereduksi kerugian dalam penyediaan air. Pihak lain seperti PAM Jaya dan Pemprov DKI Jakarta diharapkan dapat turut membantu meminimalkan kendala tersebut.

 

“Law enforcement-nya kan sulit ya, seperti polisi air untuk kasus pencurian air. Kami harap ada bantuan atau kerja sama juga dari pemda beserta Satpol PP,” ucapnya.

 

Terkait dengan proses renegosiasi tarif antara pihaknya dan PAM Jaya, Herawati mengatakan kesiapannya. (NY/J-3)