USAI hari raya Idul Fitri 1430 H, Provinsi DKI Jakarta terancam krisis air bersih. Karena salah satu operator air minum Perusahaan Air Minum (PAM) Lyonnaise Jaya (Palyja) akan menghentikan pasokan air bersih ke sejumlah wilayah seperi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Selatan.
Palyja tidak akan memberikan kompensasi terhadap rumah warga yang tidak dialiri air. Namun untuk kebutuhan fasilitas publik seperti rumah sakit akan disuplai menggunakan mobil tangki. Construction Division Head PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) Robert Sitorus mengatakan penghentian aliran air bersih itu terpaksa dilakukan karena harus mengganti sejumlah pipa yang saat ini sudah tidak layak pakai.
"Perbaikan pipa akan dilakukan usai hari raya Idul Fitri yakni pada 23 hingga 25 September nanti. Perbaikan terpaksa dilakukan karena pipa yang saat ini terpasang sudah mengalami kerusakan karena telah berumur 40 tahun," kata Robert, Selasa (8/9).
Pipa yang akan diganti rencananya yaitu pipa air baku yang mengalirkan air ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pejompongan 2. Panjang pipa baru mencapai 30 meter dengan dua pipa berdiameter 1,75 meter dan 1,2 meter. "Pergantian pipa diperkirakan akan sulit dan memakan waktu lama karena pipa yang tertanam berada di kedalaman 3x3 meter sehingga pipa harus dipotong satu per satu. Pipa itu berhubungan dengan pompa instalasi," katanya.
Dirinya tidak menampik kalau ada sebagian wilayah layanan Palyja yang akan mengalami gangguan. "Daerah layanan yang akan terganggu yaitu sebagian besar Jakarta Utara seperti Ancol, Penjaringan, dan Pluit," katanya. Tak ada kompensasi bagi pelanggan yang rumahnya tidak akan teraliri air. "Dari jauh hari kami mengumumkan sehingga pelanggan mau menampung air untuk persediaan ketiga hari itu," katanya.
Palyja juga akan menambah pasokan air dari IPA Cilandak dan Tangerang. Sementara bagi fasilitas publik seperti rumah sakit pihaknya akan menyiagakan mobil tangki. Robert mengungkapkan, salah satu dari dua operator air bersih ini memilih waktu seusai Lebaran karena banyak warga yang pulang kampung sehingga dampak gangguannya tidak terlalu besar.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (Kruha) Hamong Santoso bisa memahami perbaikan pipa yang rusak. Tapi tetap harus ada ganti rugi kepada pelanggan yang mengalami gangguan.
Post Date : 09 September 2009
|