Palyja Bantah Airnya Tercemar E. Coli

Sumber:Koran Tempo - 23 Maret 2011
Kategori:Air Minum

JAKARTA -- PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) menyangkal bahwa 28 persen air produksinya terkontaminasi bakteri E. coli karena buruknya kondisi pipa. "Itu tidak benar, saya meminum air itu," kata Ellio Mauro, Water Enginering Service Director PT Palyja, kepada Tempo, Selasa lalu.

Ellio, yang bertanggung jawab atas kualitas air Palyja, menjelaskan, "Kami terus-menerus melakukan kontrol untuk menjaga kualitas air melalui sampel-sampel di sepanjang jaringan kami."

Di samping itu, air produk Palyja telah dicampur klorin. "Ini desinfektan yang paling banyak digunakan dalam pengolahan air di dunia," katanya. Sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia, menurut dia, Palyja menggunakan klorin dengan kadar 0,2 persen. "Jadi air kami aman."

Adapun anggapan bahwa air Palyja tercemar bakteri E. coli akibat kebocoran pipa dianggapnya hampir mustahil. "Ada beberapa daerah yang tekanan airnya rendah, tapi risiko itu kecil sekali, tidak mungkin mencapai 28 persen," katanya.

Sebaliknya, Direktur Utama PDAM Jaya Mauritz Napitupulu membenarkan adanya kontaminasi polutan saat air disalurkan melalui pipa yang bocor. "Karena tekanan dalam pipa ada yang rendah, jadi kemungkinan ada air tanah yang masuk ke pipa," ujarnya ketika dihubungi Senin lalu.

Ia menjelaskan, idealnya, tekanan di dalam pipa mencapai 0,75 atm, sehingga, bila terjadi kebocoran, tidak ada polutan dari luar yang masuk. "Tapi ini kan kenyataannya tidak, tekanan dalam pipa bervariasi," ujarnya.

Mauritz mengatakan saat ini pihaknya berupaya menaikkan tekanan dalam pipa dengan cara menaikkan debit air. Masalahnya, air baku yang berasal dari sungai di Jakarta tidak memenuhi syarat. "Selama ini kan baru dari Citarum Barat," ujarnya.

Untuk menambah debit air, diputuskan mengambil dari Banjir Kanal Barat, Cengkareng Drain, maupun Kali Krukut yang diolah dengan teknologi baru, ultrafiltrasi. "Saat ini sedang dikaji amdalnya, mudah-mudahan tahun ini satu atau dua bisa beroperasi," ujarnya.

Pengolahan air dengan sistem ultrafiltrasi ini diharapkan menambah kapasitas air dengan kualitas air minum sebesar 4 kubik per detik. Saat ini Jakarta memenuhi kebutuhan air bersih sebesar 18 kubik per detik. "Sebagian besar air kualitasnya air bersih, tapi di sebagian zona ada yang kualitas air minum," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Philippe Mappa, Tecnical Services Director yang bertanggung jawab atas pipa-pipa Palyja, mengatakan kondisi kebocoran pipa tidak akan memberikan dampak langsung pada kualitas air. “Sembilan puluh sembilan persen konsumen puas dengan kualitas air kami."

Seperti diberitakan sebelumnya, pakar teknik dan kesehatan lingkungan UI menyebutkan sekitar 40 persen air dalam pipa PDAM mengalami kebocoran sehingga tercemar bakteri E. coli. RATNANING ASIH| PINGIT ARIA| NUR HARYANTO



Post Date : 23 Maret 2011