Palembang Kota di Atas "Banyu" yang Susah Air

Sumber:Kompas - 02 Maret 2007
Kategori:Air Minum
Kota Palembang yang dilewati banyak aliran sungai besar dan kecil menyimpan permasalahan yang tidak pernah terselesaikan sejak lama, yakni penyediaan air atau "banyu" dalam bahasa setempat. Air bersih hanya menjangkau 30 persen dari 1,5 juta penduduk.

Meskipun permasalahan air bersih adalah permasalahan yang sangat vital karena pentingnya air bagi kehidupan, warga pasrah dengan kondisi kesulitan mendapatkan air. Pemerintah sudah silih berganti namun permasalahan air bersih belum juga terpecahkan.

Warga yang tinggal di tepi Sungai Musi seperti di kawasan Seberang Ulu 1 atau di 1 Ilir hanya mengandalkan air sungai untuk memasak, mandi, dan mencuci. Mahalnya biaya pemasangan jaringan air bersih memaksa warga yang sebagian besar berpenghasilan pas-pasan menggunakan air sungai.

Sementara itu di perumahan yang biasanya sudah dilengkapi jaringan air bersih ternyata tidak menjamin air bersih bisa mengalir selama 24 jam. Kondisi ini dapat ditemukan di Perumnas Sako Kenten, meskipun di perumahan tersebut telah dilengkapi jaringan air bersih namun air tidak mengalir setiap hari. Pada musim kemarau warga bahkan menggantungkan kebutuhan air pada penjual air.

Setiap jeriken berisi air sebanyak 25 liter dijual Rp 1.000. Kebutuhan setiap rumah tangga per hari rata-rata 15 sampai 20 jeriken pada musim kemarau, tetapi pada musim hujan bisa berkurang. Air bersih didatangkan dari Puntikayu atau dari Sukomoro, Kabupaten Banyuasin, menggunakan mobil tangki kemudian ditampung di bak air milik pedagang air.

Menurut Fatima, seorang pedagang air, setiap hari dirinya bisa menjual 20 jeriken pada musim kemarau. Satu tangki air berkapasitas 5.000 liter bisa habis dalam beberapa jaml pada musim kemarau.

Warga Palembang yang berlangganan air PAM juga masih membutuhkan pompa air listrik untuk menyedot air dari dalam pipa, terutama rumah yang letaknya jauh dari pipa penyalur. Tanpa pompa air jangan harap air mengalir deras karena keburu mengalir ke rumah lain.

PDAM Tirta Musi mencatat jumlah pelanggan di Palembang mencapai sekitar 115.000 keluarga, jika satu keluarga diasumsikan berjumlah lima orang, maka jumlah warga yang terlayani air bersih baru 575.000 orang. Padahal penduduk Palembang berjumlah 300.000 keluarga atau 1,5 juta orang.

Inilah yang menyebabkan aliran air bersih tak bisa 24 jam sehingga diberlakukan giliran. Repotnya, karena membuka dan menutup katup harus dengan manual. (wisnu aji dewabrata)



Post Date : 02 Maret 2007