|
Palembang, Kompas - Warga Palembang yang tinggal di daerah rawan banjir ataupun genangan air hingga kini masih terancam banjir. Pasalnya, untuk mencegah banjir dan genangan air, diperlukan dua pompa induk berkapasitas besar yang sampai sekarang belum dapat diadakan oleh pemerintah kota. Untuk mencegah terjadinya banjir dan genangan air, Pemerintah Kota Palembang telah melakukan upaya-upaya rutin seperti normalisasi sungai, kolam retensi, ataupun saluran drainase. Namun, normalisasi dengan pengerukan, pelebaran, pembersihan agar air dapat mengalir lancar dan daya tampungnya lebih besar belum maksimal mencegah banjir. Menurut Kepala Subdinas Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kota Palembang Yahya Ilyas, Rabu (7/11), untuk mencegah banjir dan genangan air diperlukan dua pompa induk berkapasitas 1.800 liter per detik. Dua pompa itu diletakkan di muara Sungai Bendung dan muara Sungai Sekanak. "Kalau dua pompa itu sudah terpasang, bisa mengatasi banjir atau setidaknya bisa mempercepat turunnya genangan air. Mudah-mudahan proyek dua pompa induk itu bisa terlaksana tahun 2008 dengan biaya sekitar Rp 30 miliar," kata Yahya. Yahya mengatakan, untuk menghadapi musim hujan kali ini telah dibangun sebuah pompa di Jalan Kapten A Rivai dengan kapasitas 600 liter per detik. Pompa itu melengkapi pompa pertama yang dibangun tahun lalu di Jalan Veteran. Pompa tersebut bekerja otomatis setiap terjadi peningkatan permukaan air. "Normalisasi saluran drainase, kolam retensi, dan sungai tahun ini dilakukan di 50 lokasi di seluruh kota. Dana yang dipakai Rp 16 miliar," kata Yahya. Saluran drainase tua Menurut Yahya, sebanyak 60 persen saluran drainase di Kota Palembang sudah tidak memadai karena tua. Ukuran saluran drainase tersebut tidak mampu menampung air karena pesatnya pembangunan. "Saluran drainase tua tidak mampu menampung dan mengalirkan air hujan. Jadi, perlu pelebaran," katanya. (WAD) Post Date : 08 November 2007 |