Pacitan Segera Operasikan Permurnian Air Laut

Sumber:Jurnal Nasional - 09 Desember 2009
Kategori:Air Minum

KEBUTUHAN air bersih masih menjadi masalah utama sebagian masyarakat Pacitan, Jawa Timur. Untuk mengatasi hal itu, pemkab berencana mengoperasikan fasilitas pemurnian air laut hibah Pemerintah Jepang. “Awalnya, kita ditawari 10 unit mesin pemurnian air laut,” kata Bupati, Suyono di sela-sela kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kecamatan Punung, Selasa (8/12).

Dikatakannya, jumlah tersebut kemungkinan masih bertambah. Sebab, Pemerintah Jepang meminta agar dilakukan usulan penambahan hingga mencapai 30 unit. Hanya, pemkab sendiri belum menentukan pos anggaran yang akan digunakan untuk biaya perawatannya.

Apakah akan ditanggung pemkab atau diserahkan ke masyarakat. Masing-masing unit mesin, dalam satu hari bisa memproduksi air bersih sekitar 100 ton. “Mudah-mudahan jumlah 30 unit itu bisa terealisasi,” ujar bupati.

Jika terwujud, wilayah yang menjadi prioitas adalah Pacitan barat. Alasannya, di wilayah itu persoalan air bersih menjadi masalah utama. Apalagi pada musim kemarau. Dari tiga kecamatan yang ada, Kecamatan Punung, Pringkuku dan Donorojo, seluruhnya mengalami kekurangan air bersih.

Tetapi tidak menutup kemungkinan mesin akan dioperasikan di wilayah Pacitan timur maupun daerah dengan kendala yang sama. Ke depan, lanjut bupati, keberadaan fasilitas pemurnian tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ada nilai ekonomi sekaligus peluang yang bisa digunakan masyarakat.

Misalnya, dengan menjual air hasil penjernihan dalam kemasan ke luar daerah seperti Wonogiri (Jawa Tengah) dan Gunung Kidul (Yogyakarta). Dicontohkannya, di Kabupaten Jembrana, Bali, masyarakat sudah bisa mengambil keuntungan dari keberadaan fasilitas pemurnian air laut. “Caranya, dengan menjual air hasil penyulingan dalam bentuk kemasan,” paparnya.

Secara geografis, hampir seluruh wilayah di Pacitan potensial mengalami kekeringan. Selain tiga kecamatan di wilayah barat, wilayah kota, sebagian Pacitan timur dan Kecamatan Arjosari rawan air bersih. Selama ini, pemkab telah berupaya memenuhi kekurangan itu dengan mendistribusikan bertangki-tangki air, dan itu membutuhkan biaya tidak sedikit. Sebagai gambaran, sekali mengirim satu tangki air bersih, pemkab harus mengeluarkan biaya sekitar Rp150 ribu.



Post Date : 09 Desember 2009