PEMERINTAH Kabupaten Pacitan, Jawa Timur menargetkan pada tahun 2010 mendatang pengolahan sampah dapat dilakukan secara mandiri di tiap permukiman warga. Dengan demikian akan tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.
“Diharapkan produk hasil olahan juga dapat memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” kata Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan, Kawit SP di Pacitan, Minggu (26/7).
Seiring program tersebut, tempat pembuangan akhir sampah (TPA) di Dusun Pelem, Desa Dadapan Kecamatan Pringkuku segera ditutup. Penutupan paling lambat tahun depan. Untuk sarana sosialisasi pengolahan sampah mandiri, pemkab menggelar kegiatan tilik kebersihan lingkungan permukiman warga. Tidak itu saja, direncanakan akan dibangun empat sarana pengolahan sampah baru.
Keempat unit fasilitas pengolah sampah yang akan dibangun, masing-masing ditempatkan di kompleks Perumnas Asabri Barehan, Kelurahan Ploso, Pasar Ngadirojo dan lokasi Pondok Pesantren Tremas di Kecamatan Arjosari. Sedangkan satu unit lagi akan ditempatkan di obyek wisata Pantai Teleng Ria. Total, ada lima unit pengolahan sampah, satu unit berada di Pasar Minulyo, Baleharjo.
Kawit mengakui, untuk mengenalkan kebiasaan mengolah sampah memang butuh waktu. Terlebih selama ini, pola pengelolaan limbah rumah tangga hanya dilakukan dengan menimbun sampah pada tempat penampungan sementara, sebelum diangkut kontainer menuju tempat pembuangan akhir. Oleh sebab itu keberadaan TPA masih akan dipertahankan. “Paling tidak hingga pengelolaan sampah dapat dilakukan secara total pada mesin pengolah yang ada,” katanya. David Eka Kuncara
Post Date : 27 Juli 2009
|