Pacitan Barat Rawan Air Bersih

Sumber:Indopos - 28 Juli 2007
Kategori:Air Minum
PACITAN - Kendati baru memasuki musim kemarau, beberapa desa di kawasan Pacitan barat, mulai mengalami kesulitan air bersih. Kesulitan air juga dirasakan oleh masyarakat di beberapa daerah di Kabupaten Ngawi.

Kesulitan air bersih di Pacitan dialami warga Desa Kalak, Desa Klepu dan sejumlah desa di Kecamatan Donorojo, Pacitan.

Di Kalak, misalnya, pendudukan setempat mulai mengantri untuk mendapatkan air bersih. Hanya saja, mereka tidak mencari air di sendang-sendang, melainkan memanfaatkan saluran pipa air PDAM yang bocor. "Nggih, lumayan, Mas. Sehari dapat lima ember air bersih," kata Ngatiyem, warga Kalak yang ditemui saat ngangsu air bersih bocoran pipa di desanya.

Tidak hanya Ngatiyem, puluhan warga lainnya menjadikan kebocoran pipa PDAM sebagai berkah. Sebab, selain mengaku tidak mampu memasang jaringan. Dan, jika mencari air bersih ke sendang, jarak tempuhnya relative cukup jauh, sekitar lima kilometer. Di sisi lain, mencari air ke sendang harus antri dengan puluhan warga lainnya. Dan hasilnya pun tidak terlalu banyak. "Kebetulan pipa bocor, kita manfaatkan. Mudah-mudahan pipa yang bocor tidak segera diperbaiki," harap Surti, warga Kalak lainnya.

Selain Kalak, bencana kekeringan juga mulai mengancam Desa Klepu. Bahkan, di beberapa sendang yang ada, selalu terlihat antrian panjang warga yang mencari air bersih, meski debit air di sendang mulai kecil. "Oalah, sehari ngantri air cuma dapat dua ember," keluh Tugino seraya menunjukkan ember berisi air yang terlihat agak keruh.

Karena itu, beberapa warga di wilayah terebut sangat berharap mendpatkan bantuan air bersih. Sebab, selain cukup sulit untuk mendapatkannya, air yang ada disendang kurang layak untuk dikonsumsi.

Sementara di wilayah kecamatan barat lain, seperti Kecamatan Pringkuku dan Punung, warga masih memanfaatkan sumber air yang berada di telaga maupun sumur. Hanya saja, debit airnya juga sudah mengalami penurunan.

Di wilayah Ngawi, lahan persawahan kembali terancam kekurangan air memasuki musim kemarau kali ini. Dalam sebulan terakhir, pasokan air mulai sulit didapatkan. Padahal, sebagian petani masih ada yang memilih menanam padi.

Ancaman kekeringan ini, antara lain, bisa dilihat di Desa Dawung, Kecamatan Jogorogo. Puluhan hektare tanaman padi terpaksa dipanen lebih awal akibat kekurangan air. Sedangkan akibat kekurangan air yang berpengaruh pada tanaman juga terdapat di sebagian wilayah Kedunggalar.

Sunarto, petani setempat, menyatakan waswas apakah masih bisa panen atau tidak melihat musim kemarau ysang sudah membuat tanamannya meranggas. "Kami tanam padi karena berharap masih ada hujan, kalau terpaksa dan memiliki dana biasanya kami sewa diesel pompa air," katanya.

Daerah Gunungsari, Kecamatan Kasreman, juga mulai merasakan kesulitan mengatasi hidup mereka akibat kekurangan air bersih. Demikian juga di sebagian desa di wilayah Kecamatan Pitu dan Karanganyar. Desa-desa di wilayah itu memang sebagian berbatasan langsung dengan kawasan hutan bahkan ada yang jauh dari sumber air.

Kekeringan juga membuat hama rawan menyerang tanaman. Di sebagian daerah di karangjati yang terkenal dengan budidaya tembakau Turki juga mulai mengeluhkan serangan ulat batang dan daun.

Walaupun tembakau merupakan tanaman yang relatif tidak membutuhkan air secara berlebihan namun asupan pengairan yang cukup tetap diperlukan untuk membuat tanaman mencapai hasil maksimal. (wit/ari)



Post Date : 28 Juli 2007