|
BANDUNG, (PR).Wali Kota Bandung, H. Dada Rosada, memastikan, pembangunan pabrik pengolah sampah di Gedebage akan dilakukan 1 Januari 2007. Menurut rencana, pabrik yang akan dibangun di atas areal seluas 20 ha itu mampu mengolah sampah 2.500 - 3.000 ton per hari. "Seizin Allah SWT. dan kalau tidak ada lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang menolaknya, pada 1 Januari 2007 nanti akan diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik pengolahan sampah di Gedebage," kata Dada, ketika menghadiri silaturahmi Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Jabar dan Banten, Selasa (7/11). Pembangunan pabrik pengolah sampah pertama di Indonesia itu, kata Dada, merupakan rezeki bagi warga Kota Bandung. "Kadang wali kota juga kalah dengan LSM, padahal pabrik pengolah sampah ini menjadi rezeki bagi warga," katanya. Diberitakan "PR" (22/9), penentuan lokasi pabrik pengolah sampah di Gedebage dituangkan dalam adendum nota kesepahaman pengelolaan sampah Kota Bandung menjadi energi listrik, antara PD Kebersihan dan PT Bandung Raya Indah Lestari (BRIL). Pembangunan pabrik pengolahan sampah di Gedebage itu sejalan dengan projek terpadu di Bandung Timur yang direncanakan Pemkot Bandung. Projek lain yang akan dibangun di kawasan itu adalah pembangunan sarana olah raga yang diperkirakan menelan biaya Rp 200 miliar dan pembangunan terminal Rp 200 miliar. Menurut Dada, dari 35 ha areal yang ditawarkan pemilik lahan untuk pabrik pengolah sampah, yang sudah dibebaskan investor seluas 20 ha. Menurut rencana, 5 ha untuk pabrik, 5 ha daerah hijau, dan 10 ha ring belt. "Pabrik ini bisa mengolah sampah menjadi berbagai produk seperti batu bata, energi listrik, dan lain-lain. Kami sudah sepakat menjual listriknya ke PLN," ucapnya. Mengenai nasib TPA Sarimukti, yang kini menjadi tempat pembuangan sampah Kota Bandung, Dada mengatakan, TPA itu bersifat sementara. "Sampah di TPA Sarimukti itu harus hilang karena awalnya memang tidak ada sampah di sana. Nantinya sampah TPA Sarimukti dimanfaatkan menjadi kompos," katanya. Pihak Perhutani maupun warga Sarimukti, kata Dada, sudah mengingatkan agar daerah itu tidak terus-menerus dijadikan tempat pembuangan sampah. "Kalau awalnya nggak ada sampah, nantinya juga tidak boleh ada sampah di Sarimukti," katanya. (A-71) Post Date : 09 November 2006 |