Pabrik Kompos Mulai Dibangun

Sumber:Suara Merdeka - 01 April 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

MIJEN-Mulai Desember mendatang, proses produksi PT Narpati Agung Persada Lestari dijadwalkan mulai belangsang. Dengan demikian, perusahaan yang bergerak  di bidang pengolahan pupuk organik tersebut segera mengatasi persoalan overload sampah di TPA Jatibarang.

Seperti pernah diberitakan, PT Narpati menjalin kerja sama dengan Pemkot terkait pengolahan sampah TPA Jatibarang pada 2008 lalu. Perusahaan menggunakan sepersepuluh lahan (4 hektare) untuk dibangun Unit Pabrik Pengolahan Sampah Organik (UPPSO).
Dengan kegiatan mengolah kurang lebih separuh sampah di sana (220 ton) menjadi pupuk organik, berbagai masalah lingkungan yang diakibatkan TPA dapat teratasi. Selain itu, Pemkot tak perlu mengupayakan TPA alternatif.

Selasa (30/3), beberapa staf ahli perusahaan tersebut terlihat memantau kondisi lokasi. Gugh Yudihanto, tenaga ahli Narpati memaparkan, akhir tahun ini pabrik ditarget beroperasi. Pembangunan gedung pabrik yang sempat terhenti beberapa bulan itu akan dilanjutkan akhir Mei.

Dia menjelaskan, pihaknya juga membangun sarana prasarana sendiri sehingga tak akan mengganggu aktivitas truk-truk pengangkut sampah menuju TPA Jatibarang.

Berbeda dari rencana awal untuk menggunakan teknologi International Bio Recovey (IBR) dari Canada, kali ini pihaknya menggandeng tenaga konsultan teknik dari Jerman, Christiane Pereira, yang menerapkan teknologi aerobic fermentation. Fermentasi aerobik merupakan cara mengaktifkan zat asam yang terkandung di dalam suatu bahan baku dengan memanfaatkan aktivitas mikroba aerobik.

”Pabrik ini akan mulai berproduksi akhir tahun ini. Setelah dipertimbangkan, kami mengganti teknologi Kanada menjadi Jerman. Sebab, mekanisme mesin Jerman lebih sederhana sehingga dapat dioperasikan tenaga dari Indonesia,” terangnya, Rabu (31/3).

Pupuk Organik

Dengan sistem itu, Christiane bersama timnya telah berhasil mengatasi permasalahan sampah di Brasil, Chili, Thailand, Jerman. Dengan sistem internasional yang tersertifikasi, pabrik akan menghasilkan pupuk organik yang akan dipasarkan ke departemen pertanian.

Christiane berujar, teknologi yang digunakan aman sehingga tak akan menimbulkan pencemaran atau polusi dalam bentuk apa pun. Diperbandingkan dengan penimbunan, pengolahan sampah justru akan mengurangi efek gas rumah kaca yang berdampak pada berkurangnya pemanasan global.

Ke depan, Narpati juga akan memproduksi briket yang berguna sebagai bahan bakar. Sementara hasil sortiran sampah nonorganik oleh tenaga pemilah akan dijual ke pabrik yang bergerak di bidang daur ulang. (K26-87)



Post Date : 01 April 2010