|
Padang pariaman, Kompas - Pabrik daur ulang yang mengolah sampah plastik menjadi bijih plastik segera beroperasi di Sumatera Barat, Februari mendatang. Pabrik ini akan menyerap sekitar enam ton sampah di Sumatera Barat. Direktur Umum PT Karaling Lestari David Tedy, Rabu (14/1), mengatakan, pabrik akan resmi beroperasi bulan Februari mendatang setelah semua mesin terpasang dan telah diujicobakan. ”Kapasitas produksi per hari ditargetkan mencapai 6 ton. Untuk mendapatkan bahan baku, kami mengutamakan sampah plastik dari Provinsi Sumatera Barat,” kata David di pabrik yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman. Sampah plastik yang dibutuhkan pabrik ini terutama sampah seperti gelas plastik, botol air mineral, botol infus, hingga peralatan dari plastik. Harga beli sampah plastik berkisar Rp 2.000-Rp 4.000 per kilogram. Harga ini merosot bersamaan dengan anjloknya harga minyak dunia. Sebelumnya, harga beli sampah plastik sempat mencapai Rp 11.000 per kilogram. Hingga lima sampai enam tahun mendatang, David mengatakan bahwa perusahaan memprioritaskan pengolahan sampah bekas menjadi barang setengah jadi atau bijih plastik. Barang setengah jadi ini dijual ke pabrik pembuat barang plastik yang ada di Jawa. Saat ini pabrik menyerap 47 tenaga kerja. Setelah pabrik resmi beroperasi, David memperkirakan sekitar 70 pekerja akan terserap di perusahaan ini. Pabrik serupa ini merupakan yang kedua di Pulau Sumatera, setelah satu pabrik sebelumnya dibangun di Medan. Pengolahan sampah plastik menjadi barang jadi belum bisa dilakukan di pabrik ini lantaran dibutuhkan tambahan mesin. David mengatakan, perusahaan akan berkonsentrasi mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi barang setengah jadi sebelum melakukan survei pasar dan aneka persiapan untuk mengolah barang setengah jadi ini menjadi barang jadi. Pemimpin Wilayah 02 Padang PT BNI Mulya Muis mengatakan, Bank Dunia tertarik mengucurkan kredit untuk perusahaan ini karena aktivitas perusahaan membantu pembersihan lingkungan. ”Awalnya, pemilik perusahaan mengajukan kredit ke Bank BNI, sebelum Bank Dunia tertarik mengucurkan kredit untuk jenis usaha ini,” ujar Mulya. Mendukung Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi mendukung keberadaan pabrik ini karena mampu menyerap sampah plastik di Sumatera Barat. Gubernur segera memopulerkan gerakan pemisahan sampah plastik, mulai dari tingkat rumah tangga, hotel, perkantoran pemda, hingga rumah sakit. ”Seharusnya Padang atau Padang Pariaman bisa membuat perda (peraturan daerah) untuk membantu kerja pemulung dengan cara memisahkan sampah plastik dari sampah organik,” katanya. (ART) Post Date : 15 Januari 2009 |