Operator PDAM Dinilai Hanya Cari Keuntungan Modal

Sumber:Suara Pembaruan - 29 Agustus 2006
Kategori:Air Minum
[JAKARTA] Dua operator PDAM Jaya, masing-masing PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Thames PAM Jaya (TPJ), tidak konsisten menangani pengelolaan air minum di Jakarta. Keduanya hanya mencari capital gain (keuntungan modal) lewat kerja sama dengan PDAM Jaya.

Hal tersebut, dikemukakan Sekretaris Komisi B (Bidang Perekonomian) DPRD DKI Jakarta, Nurmansjah Lubis, di Jakarta, pekan lalu. "Penjualan saham PT Palyja dan akan diikuti PT TPJ, menunjukkan mitra asing PDAM Jaya hanya mencari capital gain," katanya.

Menurut dia, penjualan 49 saham PT Palyja, yang dilakukan induk perusahaan Suez Environnement dan rencana RWE Thames melepas 95 persen sahamnya di PT TPJ, menunjukkan mereka menganggap konsesi pelayanan air minum yang diberikan PDAM Jaya sebagai trading goods (barang dagangan).

Padahal, konsesi yang diberikan PDAM Jaya kepada dua operator itu, ditujukan agar mitra swasta dapat meningkatkan pelayanan air minum bagi warga Jakarta. "Kami sangat menyayangkan karena mereka tidak konsisten menangani pelayanan air minum, tetapi lebih fokus mencari keuntungan dalam waktu singkat," ujar Nurmansjah.

Dia mengatakan, kecenderungan mitra asing PDAM Jaya menilai konsesi pelayanan air minum sebagai trading goods, terlihat dari penjualan saham PT Palyja kepada perusahaan, yang ternyata tidak berpengalaman dalam bisnis pengelolaan air minum.

Penjualan 49 persen saham PT Palyja kepada PT Astratel Nusantara (Astratel) dan Citigroup Financial Products Inc (Citigroup), menunjukkan bahwa PT Palyja tidak memperhatikan kelangsungan pengelolaan air minum di Jakarta. Jika ingin meningkatkan pelayanan air minum, lanjut Nurmansyah, seharusnya PT Palyja menjual saham kepada perusahaan yang juga memiliki pengalaman dalam pengelolaan air minum.

Astratel adalah perusahaan yang berpengalaman dalam konstruksi jalan tol, sedangkan Citigroup adalah lembaga keuangan internasional. "Ini jelas menunjukkan bahwa mereka hanya ingin mencari capital gain dengan menjual saham kepada perusahaan yang mampu membeli tapi tidak berpengalaman di bisnis air," kata Nurmansjah. [J-9]

Post Date : 29 Agustus 2006