Operator Harus Tingkatkan Pelayanan Hidran

Sumber:Jurnal Nasional - 16 Juli 2010
Kategori:Air Minum

BADAN Regulator Pelayanan Air Minum (BR PAM) Provinsi DKI Jakarta meminta operator air meningkatkan serta mempertahankan hidran dan kios air bagi warga tidak mampu. Operator air harus meningkatkan pelayanan air minum di wilayah yang tidak memiliki sumber alternatif air bersih.

“Perbaikan dan penambahan jaringan distribusi menjadi kunci utama. Membuat kios air dan mobile Water Treatment Plant (WTP) adalah solusi temporal dan strategis," kata anggota BR PAM Firdaus Ali dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, Rabu (14/7).

Menurut Firdaus, layanan tersebut merupakan langkah stategis sebelum mendapatkan jaringan pipa permanen. Selain itu, penambahan hidran atau kios air harus diikuti penambahan jaringan air minum. "Terutama untuk kawasan Jakarta Utara yang tidak memiliki air bersih cadangan," katanya.

Firdaus juga menyerukan, operator harus secara tegas menindak oknum yang menjadi mafia air serta menertibkan sambungan ilegal. "Untuk itu, Satpol air harus segera dibentuk," katanya.

Hidran dan kios air sangat dibutuhkan, khususnya di wilayah permukiman baru yang belum tersambung dengan jaringan PAM serta daerah ilegal. Untuk kios air, tandon air besar memang telah ditempatkan. Pasokan untuk kios air dilakukan dua kali pengiriman sesuai permintaan warga.

Corporate Secretary PT Aetra Air Jakarta Yosua L Tobing mengatakan, fungsi hidran yang ada selama ini hanya memasok air minum untuk memenuhi kebutuhan warga. Bukan untuk pemanfaatan pemadam kebakaran atau industri.

Aetra memiliki sekitar 50-100 hidran air. "Penambahan jaringan perpipaan terus ditingkatkan. Layanan hidran air dikurangi, karena sudah tersedia jaringan perpipaan," katanya.

Yosua menyatakan akan memenuhi permintaan BR PAM. Ia mengklaim akan merealisasikan penambahan jaringan perpipaan untuk wilayah Jakarta Utara dan sekitarnya. "Pipa kami sebenarnya sudah sampai ujung laut utara, dan itu investasi terbesar sepanjang konsesi kami dengan PAM Jaya," katanya.

Namun ia membentangkan fakta, hingga kini pencurian air masih banyak terjadi di wilayah utara. Akibatnya, tekanan air menyusut. Selain itu, banyak warga mengambil air langsung dari tanah. "Jaringan kami sebenarnya sudah sampai ke ujung laut. Tapi untuk wilayah rawa-rawa belum," katanya.

Namun Yosua menyatakan tidak bisa menyambung jaringan air bersih di atas lahan atau tempat tinggal yang ilegal dan bersengketa. "Sesuai aturan," katanya. Fauzan Hilal



Post Date : 16 Juli 2010