JAKARTA: Operator air minum di DKI, PT PAM Lyonnaise Jaya dan PT Aetra Air Jakarta, was-was akan kemungkinan dilakukannya kaji ulang atas hak atau konsesi yang dimilikinya.
Respons itu muncul menyusul pernyataan Gubernur DKI Fauzi Bowo yang memastikan masuknya Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk ikut terlibat memperbaiki layanan air minum di Ibu Kota, pekan ini.
Presiden Direktur Aetra Syahril Japarin menyatakan sebetulnya tidak ada masalah dengan masuknya JICA dalam memperbaiki kualitas layanan air minum di DKI. Sangka baiknya, input yang akan diberikan JICA positif dan berguna bagi kebaikan bersama.
Namun, Syahril menolak berkomentar apakah perusahaannya siap apabila JICA kemudian merekomendasikan pengkajian ulang konsesi pengelolaan yang dimiliki Aetra seperti yang diisyaratkan gubernur. "Yang itu saya tidak mau komentar," ujarnya di Jakarta kemarin.
Senada dengan Syahril, Head of Corporate Communication Palyja Meyritha Maryani juga menolak mengomentari hal tersebut. "Kami tentu concern dengan itu [keterlibatan JICA], tetapi masalah tersebut baru akan kami bicarakan besok di internal kami," ujarnya.
Gubernur DKI Fauzi Bowo sebelumnya menyatakan Pemprov DKI mempersilakan JICA masuk dalam upaya perbaikan kualitas layanan air minum di Ibu Kota. Sebab, persoalan itu butuh penanganan yang sistematis berdimensi jangka panjang, dengan dukungan dana kuat.
Untuk itu, katanya, Pemprov DKI akan hadir dalam pertemuan di Yokohama, Jepang, yang diinisiasi JICA, pada 19-20 Januari 2010. Agenda utama yang akan dibahas DKI-JICA dalam pertemuan itu adalah konsesi kerja sama DKI dengan operator swasta air minumnya.
Agenda itu menjadi pokok pembahasan utama karena kerja sama dengan Aetra dan Palyja tersebut menjadi titik pijak pencapaian layanan air minum di Jakarta. Gubernur berharap dari pembahasan itu muncul kerangka untuk mengkaji ulang kerja sama tersebut.
"Perincian teknis kerja sama itu akan dirumuskan dalam pertemuan di Yokohama, Jepang, tahun depan. Dalam pertemuan itu juga akan hadir sejumlah pemerintah kota dan negara lain," ujarnya. (Bisnis, 8 Sept)
Tim khusus
Dihubungi terpisah, Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum DKI (PAM Jaya) Haryadi Priyohutomo mengatakan keterlibatan JICA dalam upaya memperbaiki kualitas layanan air minum itu sejalan dengan visi Balai Kota.
Untuk itu, katanya, Gubernur DKI telah memerintahkan agar dibentuk tim dan delegasi khusus yang akan hadir dalam pertemuan yang diinisiasi JICA, pada 19-20 Januari 2010 di Yokohama, Jepang.
Tim yang akan dipimpin oleh Asisten Pembangunan Pemprov DKI itu beranggotakan a.l. Ketua Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI dan Dirut PAM Jaya. "Saya sudah dapat perintahnya, dan kami sekarang bekerja persiapkan Forum Yokohama itu," katanya.
Haryadi menjelaskan persiapan yang akan dilakukannya itu a.l. adalah pemaparan data-data faktual dalam pelayanan air minum di Ibu Kota, termasuk regulasi dan kasus-kasusnya, paling tidak selama 10 tahun terakhir.
Terkait dengan kemungkinan dilakukannya pengkajian ulang terhadap hak atau konsesi pengelolaan air minum yang dikuasai operator sampai 2022, Haryadi mengatakan dirinya tidak mau berspekulasi.
"Saya tidak berani terlalu detail. Kami harus tunggu Forum Yokohama, apa penilaian JICA nanti, bagaimana dengan pengalaman negara-negara lain. Apa input yang bisa kami serap. Itu pikiran saya tentang apa yang akan dibicarakan di forum itu," katanya.
Yang pasti, sambung dia, masuknya JICA ke dalam upaya perbaikan layanan air minum itu sudah memiliki dampak psikologis terhadap operator. Sebab, fakta yang akan dibawanya ke forum itu dibangun oleh kondisi atas kinerja yang dihasilkan operator.
"Karena itu, operator juga harus melakukan persiapan. Keterlibatan JICA ini akan memotivasi operator, supaya mereka bekerja maksimal Paling tidak, sampai 2009 ini mereka mencapai seluruh target," katanya. Bastanul Siregar & Nurudin Abdullah
Post Date : 09 September 2009
|