Operator air minum ancam batalkan investasi

Sumber:Bisnis Indonesia - 13 Desember 2008
Kategori:Air Minum

JAKARTA: Operator air minum di Jakarta, PT PAM Lyonnase Jaya dan PT Aetra Air Jakarta (Aetra) mengancam akan membatalkan investasi pada tahun depan jika Pemprov DKI tidak menaikkan tarif air minum sekitar 20% mulai 1 Januari 2009.

Namun begitu, kedua operator menjamin tidak akan menurunkan kualitas layanannya, meski di sisi lain krisis keuangan global telah mendongkrak biaya operasional hingga 25%, terutama pada komponen belanja kimia dan energi.

"Dalam situasi itu, kami terpaksa tidak melakukan pengembangan investasi jika tidak ada penyesuaian tarif air bersih di Jakarta," kata Komisaris Palyja Bernard Lafrogne pada acara acara Palyja Journalist Workshop 2008 di Ciater, Bandung, kemarin.

Dia mengatakan sesuai dengan perjanjian antara operator dan Perusahaan Daerah Air Minum DKI telah disepakati rencana peningkatan dan perbaikan jaringan pipa guna menambah cakupan areal pelayanan dan menekan kebocorannya pada 2009-2012.

Guna merealisasikan program lima tahunan itu, Palyja akan menanam investasi baru sebesar Rp853 miliar yang digunakan a.l. untuk menambah 83.000 sambungan baru dengan pipa primer berdiameter 400-1.500 mm sepanjang 20,8 km.

Kemudian juga rehabilitasi jaringan distribusi sepanjang 877 km, rehabilitasi 102.189 sambungan standar, dan pemeliharaan instalasi produksi air Pejompongan I yang telah berusia 55 tahun berikut Pejompongan II yang berusia 43 tahun.

Dia mengatakan Palyja menetapkan investasi periode 2009 sebesar Rp200 miliar untuk menambah 30.000 pelanggan baru melalui perbaikan dan penggantian pipa sepanjang 150 km. Jumlah itu meningkat dari tahun ini Rp150 miliar dengan capaian 22.000 pelanggan baru.

Terkait dengan besaran usulan kenaikan tarif, Bernard mengatakan awalnya Palyja mengusulkan kenaikan tarif air minum sampai 22,7%. Akan tetapi, oleh PDAM Jaya dalam pembahasan rebasing hanya dibolehkan 20% sesuai dengan tingkat inflasi 2 tahun terakhir.

Penegasan Bernard ini persis mengonfirmasi pernyataannya sebelumnya. Saat itu, dalam acara peresmian Kantor Pelayanan Palyja Jakarta Selatan, dia mengungkapkan besaran usulan kenaikan tarif air bersih tidak lebih dari 30%. (Bisnis, 24 Oktober)

Dihubungi terpisah Dirut PT Aetra Air Jakarta (Aetra) Syahril Japarin mengatakan banyak komponen impor yang memengaruhi biaya operasional dan produksi air bersih, tidak hanya bahan kimia tetapi juga harga pipa yang sudah naik hingga 20%.

Di luar itu adalah faktor kenaikan harga dari sisi pemasok air baku dan energi untuk kebutuhan instalasi pengolahan air bersih. Mereka, kata Syahril, juga sudah berencana menaikkan tarif pada tahun depan bersamaan dengan kenaikan biaya logistik.

"Saya belum bisa menyebutkan berapa kenaikan biaya operasional yang disebabkan oleh beberapa biaya belanja komponen produksi itu.

Kepala Divisi Produksi Palyja Wil-mart Siburian mengatakan di luar kenaikan tarif, nilai investasi yang akan ditanamkan perusahaan sudah tertekan oleh inflasi 2007-2008. (nurudin abdullah)



Post Date : 13 Desember 2008