JAKARTA -- Badan Regulator Pelayanan Air Minum Jakarta mencatat pelayanan air minum dari Palyja dan Aetra Air Jakarta baru mencakup 44 persen penduduk Jakarta. Persentase pelayanan air ini didasarkan pada asumsi satu sambungan untuk lima jiwa. "Kami menghitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik," kata Ketua Badan Regulator Pelayanan Air Minum Jakarta Irzal Djamal melalui telepon kemarin.
Penghitungan persentase layanan itu jauh berbeda dengan penghitungan dua operator air. Kedua operator itu menyatakan layanan mereka telah mencakup 62 persen dari total penduduk Jakarta. "Asumsi mereka, satu sambungan untuk 7,6 jiwa," ujar Irzal. Karena itu, PAM Jakarta Raya beserta kedua operator tersebut berinisiatif membuat kios air untuk memasok penduduk yang belum mendapat layanan air bersih.
Palyja dan Aetra diwajibkan sudah bisa melayani 100 persen warga Jakarta pada 2022. Namun program kios air tidak mudah dijalankan. Aetra mengaku kesulitan mendapatkan lahan. "Sulit mencari lahan yang sesuai," ujar juru bicara Aetra, Margie Elise Tumbelaka, Sabtu pekan lalu, di Jakarta. Ia mengakui menerima banyak usulan dari warga sejak 2009. Namun permintaan itu tidak bisa langsung ditanggapi lantaran lahan yang akan digunakan umumnya bermasalah.
Sebenarnya, kata Margie, pembangunan kios air tidak butuh modal besar. "Cuma" sekitar Rp 30 juta per kios. Namun tidak sembarang tempat bisa dijadikan kios. Lahan yang diperlukan minimal 20 meter persegi dan bisa dilalui oleh mobil tangki. Kios dibangun untuk melayani pasokan air bagi warga yang belum terhubung dengan instalasi pipa air. Kios itu dilengkapi dengan tandon-tandon raksasa yang kebutuhan airnya disuplai operator secara berkala.
Sejak dicanangkan pada 2008, Aetra mengaku telah membangun tujuh kios air di Jakarta Utara. "Baru ada di wilayah Marunda dan Rorotan yang rawan kekurangan air," ujar Margie. Pengelolaannya ditentukan berdasarkan hasil rembuk kepala RT/RW setempat.
Aetra mengaku telah melayani sekitar 383 ribu sambungan dengan kapasitas 9.000 liter per detik. "Saat ini masih 60 persen dari total layanan. Kami optimistis bisa memenuhi target hingga 2015," ujar Corporate Secretary PT Aetra Joshua Tobing.
Tahun ini, Aetra memperluas jaringan pipa sepanjang 232 kilometer. "Wilayah yang menjadi fokus perluasan berada di Jakarta Timur bagian Selatan," ujar Joshua.
Adapun Palyja akan menambah lima kios baru tahun ini. Juru bicara Palyja, Meyritha Maryani, mengatakan kios air akan dibangun di sejumlah tempat yang dinilai rawan kekurangan air. "Lokasi persisnya belum kami tentukan, masih dalam kajian," kata Meyritha.
Kios Palyja dilengkapi tandon raksasa berkapasitas 5 meter kubik. Tandon-tandon yang telah dibangun akan disuplai secara berkala dengan mengirimkan mobil tangki dua hingga tiga kali dalam sepekan atau bergantung pada kebutuhan.
Sejak 2008, Palyja mengaku telah membangun 47 terminal dan kios air di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, seperti di Kamal Muara dan Semanan. Pelayanan air diserahkan kepada warga setempat. "Mereka yang menjual kepada warga, tugas kami hanya memonitor," kata Meyritha.
Meyritha mengakui layanan Palyja hingga kini belum sepenuhnya menjawab kebutuhan warga. "Sampai saat ini kami sudah melayani 411 sambungan atau 64 persen dari total jangkauan." RIKY FERDIANTO | WAHYUDIN FAHMI | ENDRI
Post Date : 20 Juli 2010
|