Olah Sampah Menjadi Kompos

Sumber:Kompas - 30 November 2007
Kategori:Sampah Jakarta
Kesadaran terhadap bahaya sampah mulai diembuskan sejumlah pengembang prolingkungan hidup. Para pengembang ini sebisa mungkin mengolah sampah padat dan cair untuk dapat dimanfaatkan kembali. Perumahan CitraRaya Surabaya (seluas 3.000 hektar), misalnya, mengolah 30 persen sampah padatnya menjadi kompos dan mengolah limbah cair menjadi air yang berguna.

"Kompos sebagian kami gunakan sendiri, sebagian lagi kami sumbangkan ke petani agar lapisan suburnya bertambah tebal," ujar CEO CitraRaya Harun Hajadi, Kamis (29/11) di Jakarta. "Adapun limbah cair," tambah Harun, "kami olah dan hasilnya kami manfaatkan untuk membersihkan jalan, halaman, menyiram tanaman, dan menyentor toilet. Ke depan, CitraRaya akan mengolah minimal 80 persen sampah padatnya. Ini semacam proses panjang dan tahun depan, mudah-mudahan, sudah 40 persen sampah padat yang bisa kami olah sendiri menjadi kompos."

Harun menyatakan, dengan diolahnya sampah, CitraRaya memberi kontribusi besar bagi berkurangnya produk sampah Kota Surabaya.

Grup Lippo

Grup Lippo juga memberi komitmen besar pada masalah lingkungan. Menurut pemimpin grup usaha ini, James Tjahaja Riady, Lippo sejak awal mencanangkan keberpihakan pada lingkungan hidup. Sekitar 20 persen limbah padat di Lippo Karawaci diolah/diproses, lalu dijadikan kompos. Sebagian untuk digunakan sendiri dan sebagian lagi untuk tanah-tanah pertanian serta perkebunan di Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara.

James menyatakan, limbah cair buangan domestik dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa supaya menjadi air yang dapat dimanfaatkan manusia. "Limbah cair itu kami kumpulkan di satu tempat, lalu diolah. Adapun limbah manusia dikonsentrasikan di satu tempat tersendiri lalu diolah. Warga tidak diizinkan membangun STP di perumahan sebab dinilai tidak sehat," ujar James. "Apa yang kami lakukan ini belum banyak berarti, tetapi setidaknya kami sudah memulai sesuatu yang bermakna untuk publik."

Pejabat lingkungan hidup Grup Lippo, Cornelia Retno Sutaryadi, menambahkan bahwa sampah yang sudah diolah menjadi kompos banyak dikirim ke petani untuk menambah lapisan subur. Aktivitas seperti ini memang dimulai dari skala kecil, tetapi terus meningkat. Luas kawasan Lippo Karawaci mencapai 3.066 hektar.

Eksekutif properti, Subianto Satmaka, menyatakan, pada tahun-tahun mendatang pembeli produk properti akan menjadikan masalah lingkungan, khususnya dalam pengelolaan limbah cair dan padat, sebagai barometer. Pengembang yang tak mampu mengolah sampahnya akan ditinggalkan. Pembeli akan datang ke pengembang yang melakukan upaya keras memperbaiki kualitas lingkungan. (AS)



Post Date : 30 November 2007