Olah Sampah Gunakan Cacing

Sumber:Indopos - 27 Januari 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta
JOGJA - Warga RT 20 RW 5 Kelurahan Tahunan, Umbulharjo membuat terobosan dalam pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah mandiri yang telah dirintis sebelum gempa 27 Mei 1006 ini tak hanya membersihkan lingkungan.

Namun, juga memberi nilai ekonomis kepada masyarakat. Menariknya, pengelolaan sampah yang dilakukan secara swasembada ini menggunakan mediator cacing. Cacing yang digunakan untuk memfragmentasi sampah berasal dari luar negeri. Cacing tersebut didatangkan dari benua Eropa.

"Ini cacing impor. Namanya Lumbricus," terang Yoyok saat menerima kunjungan mendadak Wakil Wali Kota Haryadi Suyuti, kemarin.

Harga cacing yang berwarna coklat cerah ini terbilang fantastis. Saat ini, harga di pasaran mencapai Rp 400 ribu/kg. Yoyok mengungkapkan, peran dan fungsi cacing Lumbricus dalam pengelolaan sampah sangat ampuh.

Cacing menjadikan sampah-sampah yang dimasukkan dalam drum berubah menjadi kompos padat dan cair. Rijana, pengelola lain, menjelaskan, sampah yang diproduktifkan berasal dari sampah-sampah yang mengotori lingkungan.

Volume sampah yang dikumpulkan dari sepuluh rumah mencapai 1-2 kg per hari. Sampah yang dikumpulkan petugas setiap harinya ini kemudian dimasukkan dalam drum pengolah. Hanya, petugas terpaksa memisahkan sampah-sampah tertentu. Antara lain sampah daun dan buah jeruk.

"Sampah ini sangat membahayakan keselamatan cacing. Cacing bisa mati bila mengkonsumsi daun dan buah jeruk. Karena itu kita pisahkan," katanya memberi alasan.

Selain memproduksi kompos, kegiatan pengelolaan sampah juga memberi nilai ekonomis. Air dari penyaringan pengolahan sampah dapat dimanfaatkan untuk minuman.

Minuman ini tidak berbeda jauh dengan minuman hasil fragmentasi yang banyak diiklankan di televisi, radio dan surat kabar. Warga menjual minuman ini seharga Rp 1.000/botol. Padahal, harga yang ditawarkan di iklan-iklan seharga Rp 2 ribu- 3 ribu.

Yoyok dan Rijana mengaku bersyukur. Pasalnya, program pengelolaan sampah disambut baik masyarakat. Meski demikian, warga sempat berang. Pasalnya, beberapa drum yang berada di pos pengolahan pernah dicuri pemulung. (uki)



Post Date : 27 Januari 2008