|
Barang bekas bukan berarti tidak bisa dibuat menjadi lebih bermanfaat. Di tangan siswa SMK Probolinggo, barang bekas pun disulap menjadi hal yang bermanfaat. Sebut saja limbah plastik kemasan air mineral. Bagi siswa SMK Negeri 2 Kota Probolinggo, limbah tersebut bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar sepeda motor. Itu sebabnya, Riko Catur dan Gusti Haikal, siswa SMK Negeri 2 Kota Probolinggo tak risi harus memulung gelas plastik air mineral di kantin atau di tempat sampah sekolah. Menurut penelitian, kata Riko, plastik air mineral termasuk polyethylene (PET) yang apabila didistilasi menghasilkan cairan lebih bening dan memiliki nilai oktan tinggi. Itu sebabnya, dia dan rekan-rekannya tidak segan-segan memulung sampah plastik air mineral di sekitarnya guna menciptakan hal yang lebih bermanfaat. ”Setelah didistilasi dengan mesin distilator, 1 kilogram plastik PET menghasilkan 0,9 liter minyak lipstik (limbah plastik). Minyak ini sudah diuji coba rupanya bisa menjadi bahan bakar sepeda motor,” jelas Riko. Untuk mendistilasi satu kilogram plastik air mineral tersebut, membutuhkan waktu lebih kurang 1,5 jam. Minyak lipstik karya siswa SMKN 2 Probolinggo itu diketahui memiliki nilai oktan 65. Ini setingkat lebih baik dari solar yang nilai oktannya 50 serta setingkat di bawah bensin yang nilai oktannya 85-90. ”Plastik daripada dibuang begitu saja dan mencemari lingkungan karena tak bisa terurai, lebih baik dimanfaatkan seperti ini. Bisa menjadi alternatif bahan bakar. Namun, memang butuh jumlah plastik yang cukup banyak agar bisa menggantikan peran bensin,” imbuh Haikal. Jam Tidak jauh berbeda dari Riko dan Haikal, Abdul Muntholib dan Nurul Hidayat dari SMKN 1 Wonomerto, Kabupaten Probolinggo, pun memanfaatkan hard disk rusak di sekolahnya menjadi jam dinding. ”Di sekolahan kami banyak hard disk rusak tidak terpakai. Daripada dibiarkan terbuang percuma, dengan ditambah beberapa barang pun akhirnya jadi jam dinding yang unik,” ujar Abdul. Jam dinding dari bekas hard disk buatan Abdul dan Nurul itu cukup unik karena dibuat dari perpaduan hard disk, kayu, sebuk kayu, dan beberapa pernik lain. ”Selain untuk jam dinding dan jam duduk, kami juga membuat tas dari bekas keyboard serta membuat penangkap sinyal dari kaleng bekas,” imbuh Nurul. Upaya anak-anak ini untuk memanfaatkan limbah menjadi barang bermanfaat patut diacungi jempol. Setidaknya, mereka mencoba mengurangi timbunan sampah yang hanya akan menggunung di Probolinggo. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo, setiap hari 5.999,14 kubik sampah dihasilkan di Kota Probolinggo. Jumlah sampah tersebut berasal dari 240.254 warga di lima kecamatan di sana. Syukurlah, dari tangan-tangan generasi muda ini masih ada semangat menjaga lingkungan. Tanpa ada upaya pengolahan limbah ini, mungkin bumi kita nantinya hanya akan menjadi planet onggokan sampah. Mengerikan! (Dahlia Irawati) Post Date : 14 Juni 2012 |