|
Ada Sumber Air Besar, Namun Terkendala DanaPracimantoro adalah satu dari lima kecamatan langganan kekeringan di Kabupaten Wonogiri. Kebutuhan akan air di daerah itu membuat pemkab, muspika, dan warga setempat terus berupaya melakukan terobosan. Banyak jalan ditemukan, namun banyak pula kendala yang menghadang. Koran ini, kemarin mendapat kesempatan ngobrol dengan Camat Pracimantoro, Drs Teguh Setiyono. Di musim kemarau seperti sekarang, pembicaraan pasti tidak akan lepas dari topik tentang kekeringan di daerahnya. Menurut Teguh, sampai saat ini warganya masih harus membeli jika ingin mendapatkan air bersih. " Jadi truk tangki bantuan dari pemkab terus kami operasionalkan. Selain itu, tangki swasta juga masih beroperasi di sini," kata Teguh. Banyaknya tangki swasta yang menjual dagangan air, membuat warga tidak kesulitan untuk membeli air. Pokoknya ada uang, pasti ada barang. " Harganya juga tidak setinggi dulu, Mas. Di daerah kami ada paguyuban yang mengatur perdagangan air. Sehingga tangki kami tidak bisa menurunkan harga terlalu rendah, karena sudah ada kesepakatan-kesepakatan," ungkap Teguh. Dia menjelaskan, dalam kurun 3 bulan terakhir berbagai pihak telah menyalurkan bantuan ke desa-desa di Pracimantoro yang mengalami kesulitan air bersih. Meski sudah banyak kemudahan dibanding waktu-waktu lalu, droping air bersih bukanlah solusi permanen untuk mengatasi persoalan di daerahnya. Hal itu disadari sepenuhnya oleh Teguh dan juga pemkab. Belakangan ini banyak proyek pembangunan embung (sumber) air dilaksanakan di Pracimantoro. Bupati Begug Poernomosidi juga telah melakukan kerja sama dengan banyak pihak. Salah satu proyek prestisius yang dilaksanakan adalah pembangunan embung air di puncak bukit Dusun Joho. Embung itu nantinya akan menampung air dari sungai bawah tanah di daerah Seropan, Gunungkidul, Jogjakarta. Dari puncak bukit itu, air langsung disalurkan ke rumah-rumah penduduk. " Saat ini proyek masih berjalan, konsentrasinya pemasangan pipa ke rumah penduduk," papar Teguh. Di samping langkah-langkah itu, Teguh ternyata masih menyimpan obsesi besar. Yaitu, membangun embung di Dusun Suruhan, Desa Gambirmanis. "Di daerah ini sumbernya sangat besar. Jika dibangun embung, air yang dihasilkan diperkirakan akan bisa disalurkan ke enam dusun dengan jumlah KK sebanyak 1.200 KK," terangnya. Manfaat embung Suruhan itu nanti betul-betul luar biasa. Sebab, embung Joho yang sedang dalam pengerjaan hanya bisa mencukupi kebutuhan dua dusun. Saat ini, kondisi embung Suuuruhan masih sangat alami sehingga fungsinya tidak maksimal. Airnya selalu terserap ke dalam tanah. Lain halnya jika embung itu dicor, maka air akan terus tertampung. Beberapa waktu lalu, embung Suruhan sudah disurvei oleh pejabat dari pusat. Setelah melakukan pengukuran, pejabat pusat itu, kata Teguh, berpikir ulang sebab pembangunan embung itu katanya perlu dana besar, yaitu sekitar Rp 1,3 miliar. " Embung Suruhan itu luasnya 1 hektar lebih sehingga memang butuh dana besar untuk membangunnya. Tetapi jika dilihat manfaatnya biaya itu sebanding. Coba dihitung saja, jika 1.200 KK membeli air dengan harga Rp 50 ribu per tangki jatuhnya berapa. Padahal dalam satu bulan rata-rata butuh dua tangki lebih," papar Teguh. Dia mengaku masih memegang harapan pada pemerintah pusat untuk menyetujui ajuan pembangunan embung Suruhan. Bila terwujud warga setemnpat dan daerah sekitar akan gampang mendapat air bersih.EKO WARSITO, Wonogiri Post Date : 18 September 2005 |