|
Gubernur DKI menyatakan program normalisasi Kali Angke merupakan program besar pengendalian banjir DKI. Selain itu, program normalisasi ini akan menjadi proyek percontohan bagi sungai lainnya. Hal itu dinyatakan Sutiyoso dalam Festival Kali Angke yang bertajuk Enjoy Jakarta Clean River, di bantaran Kali Angke, Pejagalan, Jakarta Utara, Ahad, (29/8). Menurut Sutiyoso, yang hadir bersama rombongan pejabat teras DKI, ke depan, proyek ini akan jadi proyek percontohan bagi sungai lainnya yang melalui Jakarta. Ia menambahkan saat ini kondisi Kali Angke sudah relatif bagus. Bantaran sungai, terutama memasuki kawasan Jakarta Utara sudah mulai dibersihkan dari pemukiman kumuh dan dipasangi sheet pile. ''Saat ini, yang perlu diubah adalah warna airnya,''kata Sutiyoso. Meski bantaran sungai sepanjang Kali angke sudah bertambah, namun kualitas airnya masih sangat buruk. Selain warnyanya hitam legam dipenuhi sampah, airnya pun menimbulkan bau tak sedap. Saat ini, ada 13 sungai yang melalui ibukota sebelum berakhir di Teluk Jakarta. Sutiyoso menyatakan harapannya, kelak kondisi ke-13 sungai yang melalui Jakarta bisa lebih bagus. ''Selain bersih, airnya juga bagus, supaya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,''ujar Sutiyoso. Saat ini, kata Sutiyoso, kondisi ke-13 sungai sangat parah. ''Sekarang, kondisinya jauh dari bersih, apalagi sehat,''ujarnya. Sutiyoso meminta bantuan masyarakat untuk bekerja sama membangun ibu kota. Ia menyatakan tidak ada kebijakannya yang dibuat untuk menyengsarakan rakyat. ''Masa saya bikin kebijakan yang nyengsarain rakyat saya sendiri,''ujarnya. Dalam kaitan normalisasi sungai, dan perbaikan kualitas kesejahteraan warga yang selama ini tinggal di bantaran Kali Angke, Sutiyoso meminta warga bersedia tinggal di rusun. Saat ini, kata Sutiyoso, sebagian nelayan yang sudah menempati rusun sudah menikmati enaknya tinggal di rusun. Ia menyatakan beberapa waktu ke depan, pihaknya tengah mempersiapkan pemukiman bagi nelayan, yang sekaligus dilengkapi dengan tempat pelelangan. ''Supaya para nelayan bisa menjual ikannya dengan harga yang pantas, bukannya dibeli tengkulak,''kata Sutiyoso. Ia juga meminta masyarakat untuk mengubah pola hidupnya yang selama ini selalu menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan. Ia meminta warga untuk senantiasa menjaga sungai, agar selain menjadi objek wisata, dan sarana transportasi, sungai juga bisa memberikan penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat ibukota. Sementara itu, menurut Walikota Jakarta Utara, Effendi Anas, festival Kali Adem yang diselenggarakan tiap tahun ini bukan sekedar untuk menarik pariwisata. Festival ini, kata Effendi, juga merupakan upaya clean river dalam mewujudkan program kali bersih. Ia menyatakan, akan sulit membangun sistem drainase yang bagus, jika pelaksanaannya tidak dilakukan secara sinergis dengan sektor lain. ''Sistem makro banjir kanal barat harus terintegrasi,''ujarnya. Karena itulah, kata Effendi, akan sangat sulit jika pihaknya melakukan upaya pembersihan Kali Angke, jika Pemkot Jakarta Barat juga tidak ikut melakukannya. Laporan : c02 Post Date : 31 Agustus 2004 |