Ngawi Kembali Dilanda Banjir

Sumber:Koran Sindo - 02 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

NGAWI (SINDO) – Tiga kecamatan di Kabupaten Ngawi,Jatim,kemarin kembali dilanda banjir akibat luapan Sungai Madiun. Air setinggi 20 cm menggenangi areal persawahan dan jalan-jalan penghubung antardesa. Tiga kecamatan itu adalah Kecamatan Kwadungan, Pangkur, dan Padas.

Di Kecamatan Kwadungan,banjir terjadi di Desa Tirak, Dinden, Kendung, Purwosari, dan Desa Simo. Sementara di Kecamatan Padas, banjir terjadi di Desa Tambakromo dan di Kecamatan Pangkur banjir terjadi di kawasan Desa Pleset dan Gandri.Menurut Kepala Desa Kendung Suhud Bukhori, banjir terjadi sejak Jumat (29/02) setelah diguyur hujan hingga menyebabkan luapan air di Sungai Bengawan Madiun. penyangga Sampai petang ini banjir masih terjadi, tetapi hanya menggenangi areal persawahan dan tidak sampai menggenangi rumah warga”ujarnya kemarin.

Koordinator Satkorlak Ngawi Shodiq Tri mengatakan, ketinggian Sungai Bengawan Madiun sejak siang kemarin naik sekitar 1 meter dari kondisi normal. Meski begitu,luapan Sungai Bengawan Madiun masih dalam ambang normal.penyangga Kita terus memantau perkembangannya. Tapi, saya yakin banjir akibat kiriman hujan ini akan segera surut,” ujarnya. Pihak satkorlak sejauh ini telah mengerahkan seluruh perahu karet di titik-titik lokasi yang di-anggap paling rawan terjadi banjir, seperti di Kecamatan Kwadungan, Geneng,Pangkur,dan Padas.

Sementara itu, aktivitas penambangan pasir liar di Kediri kemarin memakan korban. Sebuah rumah di bantaran anak Sungai Brantas roboh terseret air setelah tanggul sungai yang sekaligus berfungsi sebagai fondasi rumah ambrol.Peristiwa yang terjadi pukul 09.00 WIB tersebut nyaris merenggut korban jiwa karena pada saat kejadian,Ny Sumarni, 40, pemilik rumah, sedang memasak di dapur.

Beruntung, dia segera melarikan diri beberapa detik sebelum sebagian rumah dan tanggul sepanjang 20 meter ambrol. penyangga Saya hanya bisa bersyukur istri saya masih selamat dalam musibah itu. Beruntung ia cepat saya tarik untuk meninggalkan dapur sebelum rumah itu roboh,” jelas Daman Supeno, 50, suami Ny Sumarno yang juga pemilik rumah di Desa Banjarmlati,Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri,kemarin. Pria setengah baya yang sehari-hari bekerja sebagai PNS di bagian Pusat Data Elektronik (PDE) Pemkot Kediri itu masih terlihat shock.

Peristiwa itu sendiri terjadi ketika Ny Sumarni tengah menggoreng tahu di dapur rumahnya. Bagian rumah tersebut memang berada tepat di atas tanggul Sungai Bogo yang merupakan anak Sungai Brantas. Ketika asyik memasak, ia melihat lantai dapurnya retak dan menimbulkan suara rekahan. Tak berapa lama kemudian, hal yang sama juga terjadi pada atap rumahnya yang terbuat dari seng. penyangga Setelah memanggil saya,tangannya langsung saya tarik untuk keluar dari ruangan itu.

Baru enam langkah beranjak, rumah itu ambrol.Saya tidak bisa membayangkan jika kami berdua ikut terjatuh ke dasar sungai,” ujar Daman. Selain merobohkan sebagian rumahnya, longsoran sepanjang 20 meter itu juga menghanyutkan material milik Daman yang hendak dipergunakan memperbaiki rumah, di antaranya batu bata sebanyak 8.000 dan batu kali sebanyak 20 rit. Jumlah itu belum termasuk bangunan fondasi yang telah terpasang sepanjang 20 meter lebih.

Material tersebut rencananya akan dipergunakan untuk memperlebar dapur rumahnya. Diperkirakan kerugian yang diderita mencapai Rp50 juta. Menurut Agus, salah seorang warga yang juga tetangga korban,musibah tersebut terjadi akibat aktivitas penambangan pasir ilegal yang terjadi di sepanjang aliran Sungai Brantas. Sejak bertahun- tahun kawasan itu selalu dipenuhi ratusan penambang pasir liar, baik mekanik maupun tradisional.

Bahkan, pemandangan itu bisa dilihat di sepanjang aliran Sungai Tulungagung hingga alun-alun Kota Kediri. Akibat penambangan itu, dasar sungai Bogo ikut-ikutan tergerus. Penambangan ini menyebabkan jarak permukaan sungai dengan dasar tanggul mencapai 5 meter. penyangga Kami sudah melaporkan hal ini ke kelurahan untuk ditindaklanjuti.” (hari tri wasono/ muhammad roqib) 



Post Date : 02 Maret 2008