PLOSOKLATEN- Musim hujan, umumnya musim banjir. Tetapi tidak demikian dengan warga Dusun Kenthong, Desa Trisula, Plosoklaten. Meski musim hujan, mereka kesulitan mendapatkan air bersih hingga tak jarang mereka harus membeli untuk mendapatkannya.
Sutinem, 65, salah satu warga, mengaku kesulitan air tersebut dirasakan oleh warga sekarang ini saja. Namun sudah terjadi sejak bertahun-tahun lamanya. "Wektu kula teng mriki nggeh pun ngaten (Waktu saya ke sini ya sudah seperti ini,red)," jelas Sutinem.
Menurut Sutinem, untuk kebutuhan sehari-hari, warga Kenthong hanya bisa mengandalkan pasokan air dari sumber yang dibuatkan oleh pabrik Jengkol. Sebelumnya para orang tua Dusun Kenthong, kebanyakan memang pernah bekerja ikut perkebunan. Hingga akhirnya mereka menetap dan membuat kampung sendiri.
Siti Aminah, warga yang lain, juga membenarkannya. Aminah menceritakan, bagi warga Kenthong, kesulitan air merupakan kejadian sehari-hari. Aminah sendiri kemarin terlihat mengambil air dari sumber yang disedot dengan disel. "Nanti kalau diselnya rewel, tidak dapat air," jelasnya.
Aminah mengaku, akhir-akhir ini warga mulai sering mengalami kesulitan air, karena mesin diesel di sumber air tersebut sering ngadat. Bahkan minggu lalu, mesin disel yang digunakan kembali rusak. Praktis, sejak saat itu warga tidak bisa lagi mengambil air dari sumber tersebut. "Gimana wong airnya tidak bisa mengalir," jelasnya.
Biasanya, warga kemudian meminjam air milik tetangganya yang masih punya simpanan. Namun jika sama-sama tidak punya air bersih, mau tidak mau mereka harus mencari ke Desa Trisula, yang jaraknya sekitar 2 km lebih.
Bagi mereka yang tidak punya kendaraan, harus rela mengeluarkan uang. Aminah mengaku, biasanya warga membeli air pada penjual air keliling hingga semakin memberatkan ekonomi warga. "Satu gerobak Rp 6 ribu," terangnya.
Sementara itu, Budiono, kepala kampung Kenthong, mengaku pihaknya sering meminta pasokan dari pabrik Jengkol dengan menggunakan tangki, jika warga mengalami kesulitan air. Sayang jumlah air yang hanya 5000 liter itu tidak bisa mencukupi kebutuhan warganya.
Menurut Budiono, kesulitan air tersebut juga karena tidak adanya pasokan listrik dari PLN. Pasalnya Dusun Kenthong nasibnya juga sama dengan Dusun Simbar Lor, yang tidak mendapat pasokan listrik PLN, "Kita juga usulkan pipanisasi ke rumah warga, cuma masih belum mendapat persetujuan," terangnya. (ery/im)
Post Date : 04 November 2008
|