|
KENDATI saat musim kemarau ini sudah beberapa pekan terakhir sering diguyur hujan, namun kondisi di beberapa desa di wilayah Kecamatan Bakam, masih mengalami kekeringan dan sebagian masyarakat sedikit kesulitan mendapatkan air bersih. Sehingga beberapa desa terutama dari Desa Bakam, Dalil, hingga Marassenang, mengandalkan sumber air Air Jungkung yang terletak di Desa Bakam, sekitar 500 meter dari Kantor Kecamatan Bakum dan Polsek Bakam. Sumber air tersebut seolah menjadi primadona masyarakat tersebut untuk konsumsi sehari hari. Warga Desa Bakam Jumadi mengisahkan, beberapa sumur milik warga di Desa Bakam, meski sudah sering turun hujan beberapa pekan terakhir, hampir seluruhnya masih kering. "Hanya satu sumur umum dan satu milik warga di RT I Desa Bakam, sumber airnya masih cukup untuk menutupi kebutuhan akan air warga sekitar, sedangkan sumur lain milik warga dalam kondisi mengering," ujar Jumadi yang juga sebagai Staf Kecamatan Bakam kepada Bangka Pos Group di Kantor Kecamatan Bakam, Rabu (29/9). Khusus di Desa Bakam sendiri, hampir 90 persen sumur kering, dan masyarakat lebih banyak memanfaatkan air sungai kecil yakni air Trap dan air Jungkung. Sulit air Sementara Camat Bakam Asban Aris mengakui, di beberapa wilayah desa di Kecamatan Bakam, untuk saat ini mengalami kekeringan air, kendati tingkat kekeringannya tidak total. Namun, katanya, untuk daerah Desa Bakam dan Dalil hingga Marassenang, kondisi airnya masih layak konsurnsi, air yang mengalir juga dalam kondisi bersih, karena di kawasan desa desa ini tidak ada aktifitas tambang inkonvensional (TI), yang biasanya sebagai penyebab keruhnya air sungai. "Untuk sekitar Desa Bakam, Dalil bahkan ada warga dari Desa Marassenang dan Puding mengambil air ke sini (di sumber air Jungkung), sumber itu sekarang dijadikan sentral, primadona dan andalan masyarakat, sumber air Jungkung tersebut di musim kemarau dan hujan tidak pernah kering, selain airnya berasal dari alur sungai kecil lainnya namun tetap bersih,karena di daerah sini tidak ada TI,"papar Asban di ruang kerjanya. Asban mengungkapkan, bahkan di lingkungan perkantoran Kecamatan Bakam sendiri, sangat minim air. "Di lingkungan kantor sini saja, sulit air, kita hanya mengandalkan air di sumber air Air Jungkung itu saja. Sebenarnya di sekitar kantor ini ada air, tapi tu la nek digali dengan sumur bor," ungkap Asban. Menyinggung soal pengembangan penampungan air bersih di sumber air Jungkung tersebut Asban mengatakan, untuk saat ini belum ada rencana pasti, namun ada kemungkinan untuk ke depan sumber air itu akan dikelola dan dikembangkan berikut fasilitasnya. "Masyatakat agar jangan menggunakan lokasi air Jungkung itu sebagai tempat cuci mobil atau cuci ikan, karena akan mencemari air, selain lokasi sumber air itu hanya berjarak satu meter dari jalan raya," himbau Asban. (yik) Post Date : 30 September 2004 |