|
ASYIKNYA musim buah. Segala macam buah bisa dinikmati. Apalagi, harga terus melorot. Namun demikian, menghadapi musim buah semacam ini, Dinas Kebersihan kebanjiran kerja. Penyebabnya tak ada lain, musim buah volume sampah yang dihasilkan melonjak drastis. Biasanya 110 kubik, belakangan menjadi 130 kubik perharinya. "Dengan demikian sampah di kota ini meningkat 20 kibik dar hari-hari biasanya," ujar Koordinator Teknis Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Singkawang, Rustam Effendi. Menurut Rustam, sampah yang menumpuk di TPA memang banyak dari kulit-kulit buah-buahan yang sedang musim saat ini. Seperti kulit buah durian dan rambutan. Tidak saja diangkut dari kawasan pasar Beringin dan tempat orang menggerai buah di pinggir jalan, tapi juga di TPS-TPS yang ada di kota ini. "Hampir di setiap TPS pasti ada sampah kulit buah. Hanya saja jumlahnya berbeda-beda. Ada yang banyak ada pula sedikit dan sedang jumlahnya. Semuanya kita angkut sebelum meluber ke badan jalan yang hanya akan merusak pemandangan,"kata Rustam. Lanjutnya, belum ada keluhan dari petugas kebersihan selama mengangkut sampah di musim buah ini. Para pembeli dan pedagang tetap melakukan aktvitas jual beli mereka dengan baik, tanpa membuang sampah di sembarang tempat di jalan-jalan. Keduanya membuang pada tempatnya. "Dan kita berharap semoga sikap masyarakat Kota Singkawang dan penjual tetap seperti ini. Sehingga kebersihan tetap terjaga dan petugas kebersihan pun enak dalam melancarkan tugasnya. Kumpulkan saja dan tunggu angktuan datang,"harapnya. Hanya saja kata Rustam, ada satu hal yang sedikit membuat kesal pihaknya dalam melancarkan gerakan kebersihan di kota ini seiring musim buah. Banyak diantara pembeli yang merupakan pendatang seenaknya membuang sampah dari dalam mobil. Ini dilihatnya langsung saat memantau lokasi di sebuah TPS. "Orang yangn ada dalam mobil berplatkan luar Singkawang ini enak saja melemparkan kulita rambutan dari arah kaca mobilnya ke jalan. Mentang-mentang dari luar lalu seenaknya berbuat. Hal-hal seperti ini yang membuat kita sedikit kecewa, karena menambah kerja petugas kami di lapangan yang sebelumnnya sudah membersihkan lokasi tempat dimana kulit rambutan itu dibuang,"kata Rustam. Beruntung kata dia pendatang yang bersikap seperti itu tidak banyak, hanya ada beberapa saja. Meski begitu dia dan petugas kebersihan berharap agar ini tidak dicontoh oleh pendatang lainnya. Kendati Singkawang bukan domisili tetap para pendatang, namun juga harus tetap dijaga kebersihan lingkungannya. Anggaplah Singkawang ini sebagai tempat tinggal Anda para pendatang sehingga kota ini senantiasa bersih dan sehat serta berkualitas seperti dicita-citakan pemerintah Kota Singkawang. (*)Laporan Evi Silvina, Singkawang. Post Date : 11 Juli 2005 |