|
Bandung, Kompas - Sampah yang tidak terangkut selama dua minggu dari tempat pembuangan sementara di Kelurahan Sukapura, Kota Bandung, mengganggu kesehatan murid dan guru di sembilan sekolah di sekitarnya. Sejumlah murid dan guru mengalami mual, muntah, pusing, batuk, dan panas. Tempat pembuangan sementara (TPS) sampah tersebut berhadapan dengan SD Negeri Babakan Sentral I, II, III, dan IV, serta membelakangi SD Negeri Sukapura I, II, III, dan IV. TPS juga berdampingan dengan sebuah taman kanak-kanak. Murid dari sekolah-sekolah tersebut berjumlah sekitar 2.000 orang. Timbunan sampah di TPS itu sampai menutupi rumah panggung untuk siskamling. Saat cuaca terik baunya menyengat. Saat hujan, lindi (air sampah) mengalir ke SD Babakan Sentral yang posisinya lebih rendah dari TPS. Lalat beterbangan di ruang kelas. Sejak dua minggu lalu, sejumlah murid dan guru mengalami gejala sakit batuk, mual, muntah, dan pusing. "Senin (8/5) lalu kami memulangkan murid di dua kelas yang berdekatan dengan TPS sebelum waktunya pulang karena bau sampah sangat mengganggu," kata Euis Aisyah, Kepala SD Sukapura I, Rabu (10/5). Di SD Babakan Sentral, untuk menghindari bau sampah yang mengganggu konsentrasi, mereka menutup hidung dengan kertas tisu, masker, atau selendang. Kemarin Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung menurunkan tim dokter dari puskesmas terdekat untuk mengobati warga sekolah. Sepuluh murid dari SD Sukapura I dipulangkan karena sakit akibat bau sampah. "Kami sudah meminta ke Dinas Kesehatan agar diberi masker dan susu untuk ketahanan tubuh, sebab sebagian besar murid kami dari lapis ekonomi bawah," ujar Tursida, Kepala SD Babakan Sentral I. Kepala Dinkes Kota Bandung Gunadi Sukma Bhinekas mengatakan, "Permintaan masker segera direalisasikan. Untuk pengadaan susu, belum bisa diberikan karena perlu dana khusus." Tursida berharap Wali Kota Bandung segera memberi solusi sebab sebulan lagi murid SD akan menjalani ujian mutu pendidikan dan ujian akhir sekolah. Warga sekolah di kompleks SD Tilil yang ada di dekat TPS Jalan Puter mengalami hal sama. Menurut Kepala SD Negeri Tilil III Ratu Sri Suryati, bau sampah sudah amat mengganggu. Dinkes akan mengobati warga sekolah yang sakit dan menambah alokasi obat di puskesmas. Pengobatan dilakukan rutin seminggu sekali sampai sampah diangkut. Puskesmas lain diminta mengantisipasi penyakit akibat sampah dan memberi pengobatan gratis kepada para penderitanya. Gunadi mengatakan, sampah bisa menimbulkan penyakit tipus, disentri, infeksi saluran napas, gatal-gatal, dan leptospirosisdibawa tikus. (ynt) Post Date : 11 Mei 2006 |