|
BOGOR, (PR). Seorang meninggal dunia dan 16 orang lainnya terpaksa mendapat perawatan medis, ketika wabah muntaber menyerang 73 warga Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Rabu (10/5). Korban meninggal dunia adalah Hamzah (7) warga Kampung Pabuaran, RT 05 RW 07, Kel. Mulyaharja Kec. Bogor Selatan. Atas munculnya kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Kota Bogor menyatakan peristiwa tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB). "Kasus muntaber di daerah Mulyaharja ini sudah masuk status kejadian luar biasa (KLB), apalagi sudah ada puluhan korban yang terjangkit. Kami juga melakukan penelitian terhadap penyebab muntaber termasuk mengambil sampel air yang biasa dikonsumsi warga sekitar," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Triwandha Elan yang dihubungi wartawan, Rabu (10/5). Dari informasi yang diperoleh "PR" di Dinkes Kota Bogor, jumlah korban yang terjangkit muntaber terhitung hingga pukul 17.00 WIB, kemarin, mencapai 73 orang dan kini masih dalam perawatan intensif. Sebanyak 16 orang dirawat di dua rumah sakit, yakni RSU PMI Bogor dan RS Tentara Salak, Jalan Sudirman, Bogor Tengah. Sementara 57 orang lainnya dirawat di lokasi kejadian. Dari 57 warga yang masih berada di lokasi tersebut, 17 orang dirawat secara intensif di puskesmas pembantu Mulyaharja, sedangkan 40 orang lainnya sudah diizinkan untuk rawat jalan. Menurut Triwanda, korban yang dirujuk ke rumah sakit semuanya mengalami kondisi yang cukup kritis. Para korban umumya mengalami dehidrasi dan kekurangan cairan. Namun setelah mendapat perawatan, para korban kondisinya berangsur membaik. Untuk mencegah menyebarnya penyakit ini, warga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi air sumur dan sungai, sedangkan Dinas kesehatan membagikan oralit kepada warga. Selain itu, dinas kesehatan juga meminta bantuan PDAM Tirta Pakuan untuk menyuplai belasan tangki air bersih. Warga juga diminta segera melaporkan ke puskesmas terdekat jika ternyata jumlah korban yang terjangkit penyakit tersebut semakin banyak. "Kami terus memantau perkembangan kesehatan warga, dan kami juga akan membantu biaya pengobatan pasien muntaber yang dirawat," kata Triwandha. Sementara itu, menurut keterangan ayah Hamzah, Yahya, anaknya menderita muntaber setelah meminum air yang ditampung di dalam bak air rumah. "Air sudah dimasak, tapi masih kena muntaber juga," kata Yahya. Menurut ibu korban, Aisah, penyakit itu mulai terlihat menyerang anaknya sejak dua hari yang lalu. Gejalanya, muntah dan mual disertai buang air terus menerus. Aisah langsung membawa putra keduanya itu ke bidan di dekat rumah. Namun, setelah diberikan obat, kondisi kesehatan Hamzah semakin memburuk. Sehingga dia pun segera melarikannya ke RSU PMI Bogor. Sebelumnya muntaber juga pernah menyerang 179 warga Ciomas. Dalam musibah itu, 2 orang meninggal dunia dan puluhan orang terpaksa dirawat.(A-104) Post Date : 11 Mei 2006 |