Mulailah dengan Pola Hidup Sehat

Sumber:Kompas - 28 Januari 2009
Kategori:Sanitasi

Awalnya, Kuswara tidak terlalu kaget ketika anaknya, Budiman (9), langsung panas sepulang sekolah. Ia mengira anaknya hanya masuk angin biasa sehingga ia cuma memberinya minyak kayu putih. Namun, anaknya kemudian muntah-muntah.

Setelah itu, Budiman pun buang air besar. Kuswara kaget karena kotoran yang keluar banyak dan berupa cairan. Dalam sehari anaknya bisa buang air besar sampai delapan kali. Budiman pun merasa lemas. Kuswara yang merupakan warga Situ Gede, Mangkubumi, Tasikmalaya, itu pun kemudian membawa anaknya yang terkena diare itu ke puskesmas terdekat. Setelah dirawat beberapa hari, kondisi Budiman berangsur membaik.

Peristiwa itu sudah sekitar seminggu berlalu. Namun, kejadian tersebut memberikan pelajaran berharga bagi keluarga pria lulusan SMA itu. "Setelah sembuh nanti saya akan lebih memerhatikan pola makan keluarga saya, terutama anak-anak yang sering jajan sembarangan. Selain itu, pola makan kami sekeluarga juga sepertinya perlu dijaga karena jangankan anak-anak, diare bisa menyerang orang dewasa juga," kata Kuswara.

Sebagai informasi, pada 2005 sebanyak 902 pasien dari 11.719 orang yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya menderita diare. Ini menjadi bukti betapa penyakit yang disebabkan antara lain oleh virus tersebut masih banyak diidap masyarakat. Secara tidak langsung ini juga mengindikasikan bahwa belum semua lapisan masyarakat menerapkan pola hidup sehat.

Menurut Wakil Direktur Pelayanan RSUD Tasikmalaya Cecep Kholis, penyebab diare sangat berkaitan erat dengan ketersediaan air bersih dan kebiasaan masyarakat yang tidak sehat. Umumnya, diare muncul saat musim kemarau ketika ketersediaan air bersih menipis.

Oleh karena itu, setiap memasuki musim kemarau, masyarakat harus lebih menerapkan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku sehat bisa dimulai dengan hal sederhana, yaitu membiasakan mencuci tangan sebelum makan. Walapun sepertinya sepele, dampak bila tidak melakukannya bisa parah, misalnya diare.

Umumnya, yang berisiko terkena diare adalah anak kecil. Di daerah yang pada musim kemarau sulit air bersih biasanya diare menyerang, misalnya di Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, pada 2006. Saat itu wabah diare menyerang lebih dari 100 warga Cibiuk, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Kaporisasi

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Hendi Budiman mengatakan, karena pasokan air bersih berkurang, sebagian masyarakat memanfaatkan air saluran irigasi untuk keperluan sehari-hari. Akibatnya, diare pun menyerang.

Oleh karena itu, selama ini Pemerintah Kabupaten Garut secara rutin memasok kebutuhan air bersih ke setiap desa di wilayah utara Garut yang kerap dilanda kekeringan. Selain itu, pemberian kaporit atau kaporisasi untuk sumur warga pun sering dilakukan.

Kesehatan lingkungan dan pola hidup bersih mudah untuk diucapkan dan sering didengungkan dalam setiap kampanye kesehatan. Namun, realitasnya, tidak semua masyarakat sadar betapa penting dua hal tersebut dalam mencegah timbulnya penyakit. (Adhitya Ramadhan)



Post Date : 28 Januari 2009