|
Jakarta, Kompas - Krisis air bersih yang selama ini terjadi di Pelabuhan Belawan, Dumai, dan Tanjung Balai Karimun di kawasan Pelindo I kini mulai teratasi. Kelimpahan air itu terjadi menyusul adanya pasokan dari Metito Indonesia, sebuah perusahaan asal Sharjah, Uni Emirat Arab, yang secara khusus membangun infrastruktur dan sarana air bersih untuk fasilitas pelabuhan dan kapal-kapal asing pada ketiga pelabuhan tersebut. Demikian dikatakan CEO Metito Overseas Ltd Mutaz Ghandour saat penandatanganan nota kesepahaman antara PT Metito Indonesia dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I di Jakarta, Jumat (26/11). Hadir dalam acara antara lain Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Menneg BUMN Sugiharto, dan Dirut Pelindo I Prayitno. Selama ini kebutuhan air di Pelabuhan Belawan rata-rata 500 meter kubik per jam atau sekitar 12.000 meter kubik per hari. Lalu di Pelabuhan Dumai 120 meter kubik per jam atau 2.880 meter kubik per hari dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun 80 meter kubik per jam atau 1.980 meter kubik per hari. Total kebutuhan di ketiga pelabuhan 16.800 meter kubik per hari. "Total kebutuhan ini jauh lebih rendah dan kami pun mampu memenuhinya. Karena industri yang tersedia ini mampu memasok air mencapai 300.000 meter kubik per hari," ujar Mutaz Ghandour menjelaskan. Alih teknologi Air yang dipasok merupakan hasil proses desalinasi untuk mengolah air laut dan menghasilkan air minum dengan standar yang diberlakukan WHO. Selain untuk kapal, air tersebut juga disuplai bagi masyarakat lokal. Khusus untuk kapal, sekitar 60 persen di antaranya dijual kepada kapal asing. "Selama ini kapal-kapal asing tersebut selalu membeli air di Singapura. Dengan kehadiran Metito, itu sudah terpenuhi di Indonesia," ujar Mutaz. Total nilai investasi sebesar 10 juta dollar atau Rp 73,8 miliar. Masa konsesi diberikan selama 14 tahun. "Kami akan tetap melakukan perawatan mesin secara teratur sehingga saat selesai masa konsensi mesin tetap bagus," tambahnya. Sementara itu, Dirut Pelindo I Prayitno mengatakan, kehadiran Metito telah membuat suatu persoalan krusial dari Pelabuhan Belawan, Dumai, dan Tanjung Balai Karimum telah teratasi. Bahkan, menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas pelayanan di pelabuhan. "Banyak sekali manfaat yang kami dapatkan dari kerja sama dengan Metito. Selain meningkatkan pelayanan jasa penyediaan air minum, pengenalan alih teknologi, tersedia lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan, juga menambah penghasilan pelabuhan," kata Prayitno menerangkan. (JAN) Post Date : 27 November 2004 |