|
BANDUNG - Benar-benar menyedihkan. Kota Bandung, Jabar, yang dulu indah dan dijuluki Kota Bunga, kini berubah menjadi kota sampah. Sampah yang menumpuk sejak dua bulan lalu memenuhi setiap sudut kota. Sampah setinggi tiga meter itu tampak menggunung di seluruh pelosok kota. Belum lagi, bau busuk kini melingkupi kota Bandung. Misalnya, sepanjang Jalan Dago (Jl Ir H Juanda), Jl Tamansari, dan seantero kota. Bahkan bisa dikatakan, Bandung banjir sampah. Ironisnya lagi, dari gunungan sampah itu, muncul belatung. Yang menjadi masalah, Pemkot Bandung tampaknya tak melakukan terobosan. Terlebih lagi, tempat pembuangan akhir (TPA) Pasir Bajing di Kabupaten Garut dan TPA di Kabupaten Cianjur diblokade warga. Dengan demikian, selama dua bulan ini, Pemkot Bandung tak bisa membuang sampah ke TPA. Sementara itu, TPA lainnya tak bisa lagi memuat sampah. Kondisi kota Bandung itu sudah menjadi perhatian pemerintah pusat. Tak hanya para menteri, Wakil Presiden Jusuf Kalla, bahkan Presiden SBY pun telah mengingatkan Pemkot Bandung untuk segera mencari jalan keluar masalah sampah tersebut. Seperti kemarin, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Rahmat Witoelar berkunjung ke Bandung. Menteri LH melihat langsung gunungan sampah di TPS Jl Tamansari, Jl Stasiun Barat, dan Jl Pasar Sederhana, Bandung. Sebelumnya, Rahmat juga melakukan pertemuan dengan Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar di kantor wali kota. Namun sayang, Wali Kota Bandung Dada Rosada malah tak berada di tempat, tanpa alasan yang jelas. Pertemuan tersebut hanya dihadiri Gubernur Jabar Dani Setiawan dan pejabat PD Kebersihan Bandung. Saat meninjau TPS, Rahmat tampak sangat jijik ketika melihat gerombolan belatung menyebar di sekitar gunungan sampah di Jl Stasiun Barat. "Foto..., foto. Ambil foto belatung itu. Nanti akan kita berikan kepada presiden," katanya sembari melihat dari dekat belatung-belatung tersebut. Setelah melihat kondisi kota Bandung yang sangat kotor, menteri LH berjanji melaporkan ketidakbecusan pemkot dalam menangani sampah kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Sembari menggunakan masker sampah, Rahmat sempat mengelilingi TPS di Jalan Tamansari. Wajahnya tampak berbeda saat melihat tumpukan sampah yang mencapai tiga meter itu. Dalam peninjauan yang juga diikuti Direktur Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung Awan Gumelar tersebut, Rahmat juga sempat berbincang-bincang dengan Yudi, salah seorang pedagang di TPS Jalan Tamansari. Kepada menteri, Yudi mengatakan bahwa sampah di TPS Jalan Tamansari itu sudah tidak diangkut sekitar dua bulan sehingga gunungan sampah tersebut hampir sama dengan tingginya kios Yudi. Rahmat mengaku kecewa dengan penanganan sampah di kota Bandung. Bahkan, dia menilai pemkot tidak serius menangani persampahan di kota Bandung. Penilaian itu muncul lantaran tidak adanya perubahan sejak kementerian lingkungan hidup datang ke kota Bandung untuk meninjau TPS di Jalan Puter beberapa waktu lalu. Dia mengingatkan Pemkot Bandung bahwa masalah sampah sudah darurat. Semoga, kata dia, Wali Kota Dada Rosada memiliki rasa bahwa kota Bandung kini sudah terkena bencana darurat sampah. "Pemkot harus menyadari kalau keadaannya memang darurat. Kesadaran itu harus dibarengi keseriusan pemkot dalam mencari lahan TPA sampah. Sebab, masyarakat kota Bandung menderita atas penumpukan sampah ini," kata Rahmat. Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan menyatakan, persoalan sampah yang kini dihadapi Pemkot Bandung bukan persoalan remeh. Karena itu, pemkot harus menangani urusan persampahan di kota Bandung dengan serius. "Titik persoalan sampah ini sebenarnya cuma lokasi pembuangan sampah. Jadi, masalahnya adalah lokasi pembuangan. Jika lokasinya sudah ada, tentu akan gampang mengurusinya," kata Danny. Karena itu, dia mengaku akan terus mengupayakan lokasi yang sesuai untuk TPA sampah kota Bandung. "Hari ini, kami dapat laporan bahwa bupati Bandung sedang mengusahakan daerah Cikuncang untuk dijadikan sebagai TPA sampah," tambahnya. (ali/jpnn) Post Date : 24 Mei 2006 |