|
JEMBER - Sekitar pukul 21.00 Ahad malam kemarin, terjadi tanah longsor di Gunung Mrawan, tepatnya di Desa Seputih, Kecamatan Mayang. Longsoran gunung tersebut lantas menimpa Saluran I Irigasi Mrawan di desa tersebut. Akibatnya, jaringan pengairan untuk 789 hektare sawah rusak total. Kepala Kantor Pengairan Jember Drs HM Soewadi kepada Erje kemarin mengungkapkan, longsornya material gunung yang menyebabkan rusaknya Saluran I Mrawan itu diakibatkan kondisi hutan yang gundul. Karena tak kuat menahan beban material, Saluran I Mrawan yang terletak di lereng itu juga ikut longsor menimpa persawahan warga. Saluran irigasi selebar 4 meter dengan kedalaman 1 meter itu rusak total sepanjang 70 meter. Hal ini berakibat pada matinya saluran irigasi persawahan warga di Desa Mumbulsari. Rincian sawah yang terancam rusak, sebanyak 687 hekatre berupa sawah dan 111 hektare lainnya berupa persawahan tembakau. Untuk mengatasi hal ini, Soewadi telah memerintahkan anak buahnya untuk mengirim sebuah eskavator yang kini posisinya berada di Paseban, Kencong menuju lokasi kejadian tadi malam. "Kami juga mengerahkan tenaga manusia sekitar 30 orang dengan dibantu warga untuk membuat saluran baru," ujarnya. Dia mengakui, kondisi akibat longsor semalam itu sangat parah. Sehingga, pihaknya memutuskan membuat saluran baru karena saluran lama sudah tidak bisa digunakan kembali. "Untuk menormalisir kondisi ini membutuhkan waktu antara tujuh sampai 10 hari. Minimal, kami usahakan besok (hari ini, Red) air sudah mengalir ke persawahan warga meski debitnya tidak besar," tutur pejabat kelahiran Bojonegoro ini. Untuk menormalisasi, kata dia, pihaknya membutuhkan anggaran Rp 100 juta. Yang terang, pihaknya akan akan mengusahakan agar saluran irigasi segera normal. Jika tidak, maka petani tembakau akan mengalami kerugian yang besar. "Tanaman tembakau itu masih muda karena baru ditanam. Justru masih muda itu membutuhkan banyak air. Jika tidak, tembakau akan rusak," paparnya. Dia menambahkan saluran irigasi yang menuju Desa Lampeji, Kecamatan Mumbulsari sejauh ini masih normal. Pasalnya, saluran irigasi yang menuju Lampeji masih bisa dialiri dari saluran irigasi yang lain. (har) Post Date : 07 Juni 2005 |