Morowali Banjir, Tujuh Tewas dan 30 Hilang

Sumber:Koran Tempo - 24 Juli 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Morowali - Tujuh orang tewas dan 30 lainnya belum ditemukan dalam musibah banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Banjir yang terjadi akibat hujan lebat selama sepekan terakhir ini menyebabkan 30 desa di dua kecamatan terendam banjir.

Tujuh warga yang ditemukan tewas merupakan penduduk Uweruru, Kecamatan Bungku Utara. Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo di lapangan menyebutkan, mereka sebenarnya selamat dari amukan banjir. Bersama warga lain, mereka mengungsi ke dataran tinggi pada Ahad malam lalu.

Namun, saat berada di daerah ketinggian itu, tanah longsor menimbun mereka. Selain tujuh orang tewas yang sudah ditemukan, 30 warga lainnya belum diketahui jejak mereka sampai kemarin. "Yang tujuh orang dipastikan meninggal tertimbun tanah," kata Camat Bungku Utara Terhar Lawandi di Morowali kemarin.

Aparat kecamatan belum bisa mendatangi lokasi longsor karena terhadang banjir di 17 desa dan transportasi lumpuh. "Tiga jembatan utama di Desa Baturube putus total," kata Terhar. Banjir yang melanda Kecamatan Bungku Utara, Mamosalato, dan Soyo Jaya kali ini merupakan yang terbesar.

Sampai kemarin, ketinggian air sekitar dua meter dan belum menunjukkan tanda-tanda surut. Ketinggian air di beberapa desa yang terletak di dataran rendah bahkan sudah melebihi atap rumah. Sementara sampai Ahad lalu desa yang tergenang hanya 17, kini jumlahnya bertambah menjadi 30 desa.

Untuk mengatasi dampak banjir, kata Terhar, aparat kecamatan ataupun desa dikerahkan untuk membantu mengevakuasi penduduk. Mereka diungsikan ke ibu kota kecamatan dan menempati beberapa rumah kerabat serta rumah ibadah. Kondisi desa yang terendam banjir makin parah karena hujan disertai angin kencang masih terjadi.

Hal itu menyebabkan kapal motor milik Satuan Polisi Air dan Udara Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah belum bisa mencapai lokasi banjir. Menurut Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Badrodin Haiti, kapal motor tidak bisa melintasi laut karena gelombang yang cukup tinggi.

"Mungkin besok (hari ini) baru bisa tiba di lokasi," kata Badrodin. Selain faktor cuaca dan gelombang laut, jarak antara lokasi bencana dan Palu, ibu kota provinsi ini, cukup jauh, yakni 500 kilometer. muhamad darlis



Post Date : 24 Juli 2007