|
BANTUL - Gempa bumi pada 27 Mei 2006 silam ternyata menimbulkan permasalahan air, khususnya air siap minum. Akibat gempa tersebut, banyak sumur yang kering ataupun airnya menjadi kotor, sehingga warga kesulitan mencari sumber air yang bersih dan sehat. Namun setelah GE membantu dua mobile water plant, warga bisa langsung menikmati air yang siap saji dan sehat. Dua mobile water plant itu menggunakan teknologi reverse osmosis, sehingga mampu memproses air sungai menjadi air yang dapat langsung diminum. ''Kami sangat senang dan bangga, karena diberi kesempatan untuk membantu meringankan warga Bantul,'' kata Stuart L Dean, Presiden GE di Asia Tenggara, bersama Setiobudhi Soemartono, Country Manager untuk GE Water & Process Technology di Indonesia, di hadapan warga Imogiri, Bantul, Sabtu (11/11). Sebenarnya, lanjut Stuart, dua mobile water plant itu sudah disumbangkan kepada Pemerintah RI sejak musibah tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) beberapa waktu silam. Setelah mobile water plant dioperasikan di Aceh, GE pun kemudian meminjam ke Pemerintah RI untuk membantu korban di Bantul. ''Mobile water plant ini hanya dioperasikan di Bantul selama tiga bulan atas biaya kami. Selama tiga bulan itu kami menyediakan dana Rp 1,5 miliar,'' katanya. Teknologi pemurnian air yang disumbangkan GE ke Pemerintah RI (Departemen Pekerjaan Umum) itu bernilai Rp 21 miliar. Maka, untuk membantu warga Bantul yang sedang kekurangan air bersih, kedua mobil itu dioperasikan di Sungai Oya atau lebih tepatnya di jembatan Siluk. Sumbangan GE senilai kurang lebih Rp 21 miliar itu berkapasitas memurnikan 38 liter air per detik. ''Semula mesin ini kami yang mengoperasikan. Sekarang sepuluh warga yang kami didik sudah bisa mengoperasikannya,'' ujar Stuart. Dua mobil pemurnian air itu sengaja didatangkan dari Amerika Serikat untuk disumbangkan kepada Pemerintah RI guna membantu warga yang sedang terkena bencana alam. Dengan harapan alat itu bisa dipindah-pindahkan ke daerah lain yang kekurangan air bersih. ''Dengan alat ini, air laut pun bisa kita murnikan. Pendeknya, dengan alat ini, air kotor atau air laut pun bisa diolah menjadi air bersih yang siap minum," jelas Setibudi Soemartono, seraya mendemonstrasikan karyawan GE dan warga meminum air sungai Oya yang baru saja disedot. Setelah alat tersebut dioperasikan, warga sambil membawa jerigen langsung menyerbu untuk minta air jernih yang siap minum. (sgt-66) Post Date : 13 November 2006 |