|
GARUT, (PR).- Pemkab Garut kini memiliki kendaraan sistem ozonisasi pengolahan air atau mobil instalasi pengolahan air (IPA). Mobil IPA tersebut dihadirkan untuk mengatasi kekeringan dan kesulitan air bersih yang sering terjadi di Kab. Garut, terutama di musim kemarau. "Di musim hujan sekarang, Garut memang tidak akan akan kesulitan air bersih. Namun, di musim kemarau seperti diketahui, di Garut sering muncul kasus warga kesulitan air bersih. Nah sekarang, kami siap untuk mengatasinya," kata Wakil Bupati Garut Memo Hermawan didampingi Kepala Dinas Bangunan dan Permukiman (Disbangkim) Drs. H. Atang Subarzah, Kamis (10/1). Dengan kehadiran kendaraan itu, daerah rawan kekeringan diharapkan tidak akan mengalami kembali rawan air bersih. Adapun daerah yang sering dilanda rawan air bersih tersebut, yakni Selaawi, Limbangan, Karangpawitan, Wanaraja di Garut utara dan Pakenjeng, serta Banjarwangi di wilayah Garut selatan. Menurut Memo, mobil Rp 440 juta itu sebenarnya difokuskan di daerah-daerah yang tertimpa bencana dan untuk penanganan darurat. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan digunakan juga di daerah lain. "Mudah-mudahan, dengan adanya mobil ini masyarakat di daerah bencana akan terbantu. Yah, terutama soal air bersih yang selalu dirasakan sulit," katanya. Kendaraan tersebut telah diuji coba penggunaannya di Perumahan Sukasenang Kec. Banyuresmi, Rabu (9/1). Atang Subarzah menjelaskan, mobil tersebut termasuk mobil operasional pertama di wilayah Priangan. Mobil itu bisa mengubah kekeruhan air maksimum sampai 500 mg per liter COD. Mobil tersebut diperkirakan bisa mengolah air dari Sungai Cimanuk yang dikategorikan memiliki kekeruhan 500 mg per liter. Air bersih yang dihasilkannya dijamin dapat dikonsumsi masyarakat karena telah dilengkapi sistem oksidasi, sehingga dihasilkan air yang betul-betul murni untuk air minum. Walaupun mobil itu terlihat sempurna, namun tidak dirancang bagi pengolahan air limbah industri karena belum dilengkapi peralatan yang dapat mengolah limbah berkimia tinggi. Limbah dimaksud, misalnya limbah industri buangan pewarna kulit dan limbah industri termasuk air laut sekalipun yang bersifat osmosis. Oleh karena itu, dia mengatakan, kemampuan mobil itu masih akan terus ditingkatkan sehingga pada saat diperlukan tidak ada lagi kendala berarti. "Tahapan-tahapan pengujian masih terus dilakukan, mulai dari sand filter, yaitu penyaringan yang bersifat coloidal (kotoran yang bisa disaring) serta oksidasi yang menghasilkan air bersih yang bebas kotoran," kata Atang. (A-112) Post Date : 11 Januari 2008 |