|
Gorontalo, Kompas - Meski Kota Gorontalo sepanjang Kamis (20/12) tidak diguyur hujan, banjir di 14 kelurahan di kota tersebut sejak Senin sore tidak kunjung surut, bahkan makin menjadi-jadi. Di kawasan A Yani, yang menuju Kantor Wali Kota Gorontalo, misalnya, sekitar pukul 11.00, ketinggian air masih sebetis orang dewasa atau sekitar 30 sentimeter, tetapi pada pukul 15.30 sudah sebatas lutut atau lebih kurang 35 sentimeter. Akibatnya, perjalanan puluhan mobil, motor, dan becak motor (bentor) terhambat. Sejumlah bentor yang digunakan untuk mengangkut pengungsi bahkan mogok akibat mesinnya terendam air, dan diperbaiki di tempat. Hal ini dengan sendirinya mengakibatkan kemacetan lalu lintas semakin parah. Di sejumlah tempat, akibat banjir yang cukup parah, masyarakat bahkan tidak bisa menyelenggarakan shalat Idul Adha. Daerah yang dilanda banjir cukup tinggi, antara lain di Kelurahan Moduu, Bugis, dan Tamalate. Di ketiga tempat ini tinggi air masih sebatas dada orang dewasa. Meluap Banjir yang rutin melanda Gorontalo selama lima tahun terakhir ini disebabkan meluapnya Sungai Bone dan Sungai Bolango. Karena itu, wilayah Bone Bolango, yang letaknya berdekatan dengan Kota Gorontalo, pun kemarin dilanda banjir. Dalam kaitan itu, Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, kemarin, bertolak ke Jakarta untuk meminta bantuan pemerintah pusat. "Kami sudah siapkan dana APBD senilai Rp 35 miliar untuk pelebaran sungai-sungai yang melingkupi wilayah perkotaan Gonrontalo. Tetapi, kami tetap butuh dukungan pemerintah pusat," katanya. Selama banjir melanda Kota Gorontalo sudah dua warga Kelurahan Bugis yang meninggal. Senin lalu, bocah berusia sembilan tahun yang meninggal, sedangkan kemarin bayi berusia tiga tahun. Diperkirakan, kondisi kesehatan mereka terus menurun akibat kedinginan. Kemarin, sejumlah warga yang terjebak banjir terus dievakuasi. Mereka diungsikan ke tiga tempat, yaitu Kantor Wali Kota Gorontalo, gedung bekas Rumah Sakit Gorontalo, dan gedung serba- guna Kantor Gubernur Gorontalo. Wakil Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail mengimbau warga agar terus waspada, mengingat Badan Meteorologi dan Geofisika Gorontalo meramalkan bahwa tiga hari ke depan masih turun hujan. Ditutup sementara Terkait dengan cuaca yang kurang bersahabat belakangan ini, dari Mataram dilaporkan, pendakian ke Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat, tidak diizinkan untuk sementara waktu, yakni mulai 14 Januari 2008 hingga 31 Maret 2008. Sementara itu dari Palembang dilaporkan, ratusan hektar lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan, saat ini juga terendam air akibat meluapnya Sungai Komering.(RUL/NAR/DOE/LKT) Post Date : 21 Desember 2007 |