|
Pandeglang, Kompas - Banjir yang melanda tujuh kecamatan di Pandeglang selama lebih kurang tiga hari mulai surut. Meski demikian, warga di sepanjang bantaran Sungai Cilemer dan Ciliman masih resah akan adanya banjir susulan. Berdasarkan pantauan, Selasa (1/1) siang, ruas jalan penghubung antara Kecamatan Patia dan Pagelaran sudah bisa dilintasi. Sebelumnya, ruas jalan itu terputus karena terendam air dengan ketinggian sekitar 1 meter. Banjir menyebabkan warga terpaksa menggunakan perahu kayu sebagai alat transportasi. Air yang sebelumnya menggenangi permukiman penduduk di bantaran Sungai Cilemer, tepatnya di Desa Surianeun dan Desa Idaman, Patia, sudah surut. Tanggul Sungai Cilemer yang sebelumnya terendam air sudah bisa terlihat lagi. Namun, genangan air masih terlihat di beberapa areal persawahan serta cekungan tanah di lahan terbuka. Sebagian besar warga juga sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Para petani kembali membenahi padi mereka yang terendam air. Warga juga mulai kembali menambang pasir di daerah aliran Sungai Cilemer. Meski demikian, sebagian warga mengaku masih khawatir banjir kembali datang. Warga berjaga-jaga dengan menyimpan perahu kayu (jukung) di dekat rumah. Perabot rumah tangga, barang elektronik, serta barang berharga lainnya juga masih disimpan di atap rumah yang sengaja dibuat sebagai tempat menyelamatkan diri selama banjir. Crisis Center Pemerintah Provinsi Banten mencatat, banjir akibat luapan Sungai Cilemer dan Ciliman pada tahun ini merendam rumah yang dihuni 2.352 keluarga di tujuh kecamatan. Lebih dari 2.000 hektar padi berusia 5-25 hari juga terendam. Sekitar 47 hektar tanaman padi siap panen di Desa Idaman juga terancam gagal karena terendam air selama tiga hari berturut-turut.(nta) Post Date : 02 Januari 2008 |