KARAWANG, RAKA- Memasuki musim kemarau, Sebanyak 400 kepala keluarga Desa Karangmulya Kecamatan Telukjambe Barat tidak khawatir kesulitan air bersih. Pasalnya, di tengah pemukiman penduduk berdiri megah mesin pengolah air irigasi menjadi air bersih.
Menurut Engkos (34) salah seorang warga, keberadaan mesin pengolah air tersebut menyelamatkan kehidupan warga Desa Karangmulya. Pasalnya setiap musim kemarau, sumur umum milik warga dilanda kekeringan.
"Biasanya kalau musim kemarau, kami mengambil air di irigasi yang jaraknya cukup jauh. Selain itu, kualitas air irigasi yang semakin hari kian parah membuat cemas warga, ditakutkan wabah penyakit melanda desa ini. Namun dengan adanya bantuan dari Yayasan Eka Mitra Nusantara, kami bersyukur musim kemarau tahun ini, air melimpah di desa kami," ungkapya, Jum'at (07/8) sore.
la melanjutkan, pembuatan mesin pengolah air tersebut memakan waktu satu bulan, dengan anggaran dari swadaya masyarakat. "Saya tidak bisa menyebutkan berapa anggaran yang dikeluarkan masyarakat perbulannya. Yang jelas, warga menyicil tiap bulan ke yayasan eka mitra selaku lembaga yang menggagas dan membuat mesin ini. Dan biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat perkibiknya adalah Rp. 1.250,00. Namun besar kecilnya anggaran itu relatif, yang penting kami tidak kerepotan lagi harus mencari air bersih. Air ini kami gunakan untuk keperluan rumah tangga, dan rencananya yayasan tersebut akan membuat semacam kamar mandi umum untuk menampung limbah rumah tangga, yang nantinya akan dijadikan pupuk untuk tanaman sayuran," katanya.
Ditempat yang sama, Ketua Yayasan Eka Mitra Nusantara, Martin Darmasetiawan mengatakan, persambungan rumah yang dilayani, dikenakan biaya sambungan Rp. 1.120.000. "Pembayarannya bisa dicicil, yaitu uang muka Rp. 125.000 sisanya dicicil selama dua tahun. Kami tidak ingin memberatkan warga, sebab apa yang kami lakukan sifatnya sukarela. Dalam satu bulan ini, kami sudah berhasil mengaliri seluruh rumah warga didesa ini, yaitu sebanyak 400 kepala keluarga.
Kami akan terus melakukan ekspansi ke daerah yang sangat kesulitan air bersih, dengan target 350 sambungan perbulan. Mudah-mudahan target kami bisa terkejar terus, agar musim kemarau ini tidak ada satupun warga Karawang yang dilanda krisis air bersih," ungkapnya. Rencananya, pihaknya akan mengaliri daerah rawan krisis air bersih dari badami sampai ke pangkalan.
"Kami akan interkoneksi-kan seluruh daerah tersebut. Akhir bulan ini saja, kami menargetkan 1200 kk. Namun sangat disayangkan, keadaan irigasi yang sudah sangat tercemar, membuat kami harus menggunakan bahan kimia dua kali lipat dengan dosisi yang tinggi pula. Meskipun tidak berbahaya dalam penggunaan bahan kimia ini, namun efeknya berpengaruh pada biaya produksi. Kembali lagi, yang dirugikan adalah masyarakat karena harus menanggung biaya yang sedikit lebih, tapi kami akan berusaha agar masyarakat tidak terbebani," katanya.
Strategi yang akan diterapkan olehnya, agar masyarakat tidak terbebani sedikitpun oleh biaya sambungan air, pihaknya akan membuat semacam sirkulasi ekonomi. "Rencananya kami akan membuat kamar mandi umum. Limbah dari kamar mandi itu nantinya akan kami proses untuk dijadikan pupuk sayuran. Hasil penjualan sayuran tersebut, mudah-mudahan bisa menutupi pengeluaran warga untuk biaya penyambungan dan penggunaan air," tuturnya. (psn)
Post Date : 08 Agustus 2008
|