Mesin Kompos Dipertanyakan

Sumber:Pikiran Rakyat - 23 Maret 2009
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BEKASI, (PR).- Ketua Koalisi Persampahan Nasional, Bagong Sunyoto mempertanyakan kualitas mesin bantuan dari Cipta Karya beberapa waktu lalu. Sebab, pada kenyataannya mesin kompos itu tidak sesuai dengan SOP (standard operating procedure) yang ada. Padahal, mesin kompos itu tidak hanya diberikan kepada Kota Bekasi tetapi juga kepada kota lainnya di Indonesia.

"Kalau mesinnya sama, maka kami memertanyakan kualitasnya. Sebab, kapasitas produksi tidak sampai setengah dari yang ada di SOP," ungkapnya, Minggu (22/3).

Dalam SOP-nya, ia menjelaskan, mesin kompos yang diberikan kepada TPA Sumur Batu ini dapat memproduksi hingga 25 ton kompos per hari. Namun, dalam realisasinya hanya tujuh ton atau kurang dari empat puluh persen. "Itu kan aneh. Perlu dipertanyakan," katanya.

Seharusnya, kata Bagong, jika mesin itu bukan untuk mengelola sampah dalam jumlah besar, jangan disumbangkan ke TPA Sumur Batu. Sebab, TPA ini diproyeksikan untuk mengolah sampah menjadi bahan kompos dalam skala besar.

Dengan demikian, mesin yang disumbangkan tidak layak ditempatkan di TPA ini. Selain itu, mesin ini pun cepat rusak. Selain produksinya kecil, sejumlah komponennya sudah mulai lepas. "Masa mesin seperti ini disumbangkan," ujarnya.

Dikatakan Bangong, mesin yang disumbangkan ini merupakan mesin untuk kapasitas kecil, dengan mesin penggerak yang kecil pula. Selain itu besinya juga mudah patah sehingga membahayakan operator mesin yang menangani mesin ini. "Dua bulan sudah rontok," ujarnya.

Ia mencontohkan, beberapa mesin pendukung, seperti satu unit mesin pencacah sampah, dan karet pengantar sampah ke dalam mesin telah kendor, sehingga tidak dapat digunakan.

Untuk itu, dia mengharapkan Departemen Pekerjaan Umum dapat lebih selektif lagi ketika memberikan mesin bantuan.

Mengingat, saat ini TPA Sumur Batu pun kembali mendapatkan bantuan mesin dari Cipta Karya serta Dinas Kebersihan untuk mengelola sampah menjadi kompos.

Dengan adanya bantuan tersebut, Bagong mengharapkan agar mesin bantuan kali ini benar-benar sesuai dengan SOP yang tercantum sehingga tidak mengecewakan.

"Kali ini sih spesifikasinya berbeda," katanya. (A-155)



Post Date : 23 Maret 2009