USAHA sejumlah kader lingkungan di Kabupaten Purworejo mungkin bisa menjadi sebuah inspirasi model pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Dengan kreativitas, kader lingkungan dari beberapa desa menyulap sampah limbah plastik menjadi suvernir-suvenir cantik yang memiliki nilai ekonomi. Hasil produk olahan sampah limbah plastik itu, pekan lalu dipamerkan di Balai Kelurahan Doplang, Purworejo. Jenis-jenis produk bermacam-macam, seperti tas, ikat pinggang, kroping lampu, dan tudung saji. Kader-kader lingkungan yang sebagian besar ibu-ibu itu, mengubah limbah plastik bekas bungkus minuman, deterjen, pewangi, dan botol-botol air mineral menjadi produk-produk unik, menarik, sekaligus memiliki nilai ekonomi.
Pameran produk suvenir hasil daur ulang sampah diikuti kader-kader lingkungan dari Desa Kaliurip Kecamatan Bener, Kaliharjo Kaligesing, Kelurahan Doplang Purworejo, Borokulon Banyuurip, Bulus Gebang, Jono Bayan, serta Bugel Bagelen.
Pemasaran Sederhana Salah satu peserta pameran, Sumarti, warga Perum Pepabri Kelurahan Borokulon Banyuurip mengungkapkan, pemasaran produk masih sederhana dari mulut ke mulut.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Purworejo Drs Eko Untung Widodo mengatakan, sedikitnya delapan desa dan kelurahan di wilayahnya sudah beberapa tahun terakhir mengolah sampah yang dihasilkan masyarakat setempat.
Ir Mursid Raharjo MSi, Konsultan Reduce Reuse dan Recycle (3 R) saat meninjau pameran mengatakan, pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomi masih jarang dilakukan. Menurutnya, untuk menjadikan gerakan mengolah sampah secara mandiri memerlukan waktu yang tidak singkat. Selain itu, pemerintah dan swasta harus menjadi bapak asuh serta pasar bagi produk yang dihasilkan masyarakat. Pengolahan akan mengurangi 70 - 80% volume sampah yang dihasilkan. Sisa sampah yang akan terbuang ke tempat pembuangan akhir lantaran tidak dapat digunakan lagi hanya 20-30%. (Nur Kholiq-72)
Post Date : 26 Mei 2010
|