|
Awal Februari ini, warga Jakarta harus bersiap-siap menghadapi banjir besar. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Jakarta akan terendam banjir di awal bulan ini. Kepala Analisis Klimatologi dan Kualitas Udara BMKG Soetamto mengatakan hal itu disebabkan tingginya curah hujan dan naiknya ketinggian permukaan air laut. "Curah hujan mencapai puncaknya pada awal Februari," kata Soetamto akhir pekan lalu. Menurut Soetamto, curah hujan bulanan berkisar 200-300 milimeter, tak jauh berbeda dengan bulan lalu. Tapi, intensitas hujan secara harian berbeda. Bisa saja hujan deras menumpuk pada beberapa hari, katanya. Selain curah hujan tinggi, juga terjadi kenaikan permukaan air laut sehingga berpotensi menimbulkan rob di bagian utara Jakarta. Banjir yang menjadi langganan Jakarta tiap musim hujan tiba sepertinya menjadi momok yang sulit ditepis. Meski demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah bersiap menyambut banjir tahun ini. Menurut Manager Crisis Center DKI Jakarta Heru Joko, bantuan logistik untuk mengantisipasi banjir sudah disiapkan masing-masing wilayah. "Sekarang bantuan sudah didorong ke depan, bukan lagi disimpan di pusat," katanya, Ahad lalu. Heru menyebutkan, logistik yang tersedia di antaranya beras sebanyak 80 ribu ton, mi instan sebanyak 200 dus, serta selimut dan sarung masing-masing sebanyak 800 potong. "Sudah dibagikan ke lima wilayah," ujarnya. Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai kelengkapan evakuasi. Di antaranya perahu karet sebanyak 300 buah dan ban karet. "Untuk perahu karet, sudah disebarkan ke kelurahan," katanya. Kesiapan menghadapi banjir Jakarta juga diutarakan oleh pemerintah Kota Jakarta Timur. Tahun ini mereka menyiapkan 30 perahu karet. Menurut Kepala Seksi Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Timur Lantip, di masing-masing kantor kecamatan disiagakan dua unit perahu. "Kecuali Kecamatan Jatinegara dan Kramat Jati, yang masing-masing 4," ujarnya pekan lalu. Sementara itu, wilayah Jakarta Utara yang kerap menjadi langganan banjir juga sudah bersiap-siap. "Semua sudah kami siagakan," kata Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono akhir pekan lalu. Bambang menambahkan, posko-posko banjir sudah disiapkan di tiap kecamatan. Peralatan evakuasi seperti perahu karet juga mereka siagakan. Dari Jakarta Selatan, Kepala Satuan Koordinasi Pelaksana Banjir Jurnalis mengatakan mereka telah menyiapkan 50 buah tenda, 40 perahu karet, dan berbagai peralatan evakuasi lainnya. Meski berbagai persiapan telah dilakukan, Soetamto mengatakan banjir tahun ini tidak akan sebesar banjir pada 2002 dan 2007. Dulu itu curah hujan harian besar dan merata dari Tanjung Priok hingga Cianjur, ujarnya. Banjir juga tidak disebabkan oleh hujan deras semata. Hujan sama tapi sistem tata ruang dan drainase yang berubah juga menyebabkan banjir berbeda dibanding tahun ke tahun, ujarnya. Koordinator Forum Aspirasi Warga Kota Azas, Tigor Nainggolan, menyatakan pemerintah DKI Jakarta saat ini baru bisa mengatasi banjir dalam jangka pendek. Dia mengakui soal penanganan pengungsi pemerintah telah berhasil. Karena penanganannya lebih cepat dibanding sebelumnya, kata Tigor. Tapi, katanya, pemerintah belum menangani masalah utama mengatasi banjir, yakni ketersediaan ruang terbuka hijau dan membebaskan drainase dari bangunan liar. Tigor menuding aparat tidak memiliki keberanian untuk melaksanakan hal itu.juli| reza m| sofian| eka utami| tito| Amirullah|fery firmansyah Post Date : 03 Februari 2009 |