Menolak Kantong Plastik, Menyelamatkan Bumi

Sumber:Kompas - 23 Desember 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Demi menyelamatkan lingkungan, gerakan mengurangi pemakaian kantong plastik saat berbelanja terus didengungkan. Tak ayal, kaum perempuan menjadi ujung tombak dalam mengurangi tumpukan sampah berbahan plastik itu. Plastik adalah sampah yang tidak mudah terurai oleh alam.

Bayangkan, saat berbelanja, ke warung pun, setiap hari paling tidak seorang ibu rumah tangga memperoleh sedikitnya lima kantong plastik. Tas plastik warna-warni itu dipakai untuk membungkus belanjaan, termasuk makanan siap santap.

Dalam konteks itulah barangkali ditemukan makna acara Seribu Perempuan Menghias Tas (Supertass) di Royal Plaza, Sabtu (20/12). Acara yang diusung PKK Kota Surabaya ini dikaitkan dengan peringatan Hari Ibu pada 22 Desember.

Dalam kegiatan bertema "Ayo Selamatkan Bumi" itu, kaum perempuan tidak sekadar menghias tas dari kain blacu. Misi utamanya justru mengajak kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga, agar antitas plastik. Dengan menggunakan bahan kain, tumpukan sampah dari plastik yang kian menggunung secara bertahap bisa berkurang.

"Mengurangi pemakaian tas plastik harus dimulai dari diri sendiri, ya dimulai dari perempuan. Pasalnya, perempuan identik dengan belanja. Bahkan, hal itu dilakukan setiap hari untuk keperluan memasak," kata Ketua Penggerak PKK Surabaya Dyah Katarina. Menyenangkan

Bagi peserta, menghias tas kain sangat menyenangkan. Hiasan untuk bagian depan dan belakang tas dilukis atau disulam sesuai dengan selera. "Tas kain tidak hanya cocok untuk berbelanja di pasar, tetapi juga bisa dibawa ketika arisan," kata Endang (47), peserta yang menyulam bunga di bagian depan tas.

Nuning (35), misalnya, menghias tas dengan membentuk perca kain menjadi bunga. Untuk memercantiknya, tas yang enak dibawa itu dilengkapi kancing terbuat dari potongan bambu.

Menurut Yenny (37), menghias tas kain tersebut tidak sekadar mengeskpresikan diri bisa menyulam. "Saya setuju gerakan antitas plastik. Dengan memakai tas kain setiap kali berbelanja sayur, sampah dari rumah juga makin sedikit," kata warga Kebraon tersebut.

Pada acara itu, panitia memberikan penghargaan kepada 50 peserta yang karyanya dinilai inovatif. Namun menurut Lan Fang, panitia Supertass, acara itu tidak mengedepankan pemberian penghargaan, melainkan bagaimana mengajak kaum perempuan peduli terhadap lingkungan.

Perempuan Surabaya diharapkan tidak lagi segan menolak penggunaan tas plastik saat berbelanja. Agnes Swetta Pandia



Post Date : 23 Desember 2008