|
Untuk urusan sampah, bukan hanya anjuran agar masyarakat membuang sampah pada tempatnya yang perlu disosialisasikan, tetapi juga bagaimana agar mereka bisa memproduksi sampah sesedikit mungkin dan mengolah sendiri sampahnya. Kedua hal ini penting karena tujuan jangka panjang pengelolaan sampah adalah mengurangi keberadaan tempat pembuangan akhir dan biaya transportasi. Dua hal itulah yang paling banyak menyedot biaya. Untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga, setiap penghuni rumah harus dibiasakan memilah kembali barang yang masih bisa digunakan. Misalnya, ember bekas atau kaleng bekas jangan langsung dibuang. Dengan sedikit kreativitas, misalnya dicat, kaleng dan ember bekas itu bisa menjadi pot bunga. Kaleng bekas yang dicat juga bisa digunakan untuk menyimpan pernak-pernik di rumah. Beberapa orang bahkan mendaur ulang kertas bekas agar bisa digunakan kembali. Caranya, kertas bekas dikumpulkan lalu dibuat bubur kertas. Bubur kertas tersebut kemudian dioleskan pada papan tipis-tipis lalu dijemur. Hasilnya, kertas baru yang bisa digunakan untuk menghias macam-macam produk. Kertas daur ulang ini banyak dijual di mal. Sampah organik jenis tertentu, seperti daun-daunan, bisa dikumpulkan dan disimpan dalam tempat tertutup untuk dijadikan kompos. Di rumah yang memiliki lahan cukup luas, kompos bisa dibuat dengan cara menimbun sampah organik di dalam tanah. Selama beberapa hari sampah organik yang sudah ditimbun itu akan menjadi kompos. Cara ini banyak dilakukan orang yang tinggal di pedesaan. Sampah lain yang benar-benar tak bisa dimanfaatkan bisa diberikan kepada pemulung. Biasanya pemulung mau menerima barang-barang bekas apa saja, seperti kardus, sepatu, koran, dan kantong plastik. (IND) Post Date : 05 Februari 2006 |