|
SAMPAH di mana-mana selalu jadi sumber masalah. Bukan hanya volumenya yang semakin hari kian banyak, tetapi juga polusi yang ditimbulkannya. Sehingga mencari lokasi yang tepat untuk pembuangan limbah rumah tangga dan pasar itu menjadi masalah tersendiri. Pemkab Sragen pun menghadapi masalah soal itu. ’’Persoalannya sebetulnya sederhana, bagaimana mengolah sampah yang selalu dianggap masalah itu menjadi berkah yang mendatangkan keuntungan,’’ tutur Bupati Untung Wiyono. Mengubah sampah menjadi kompos atau pupuk organik, biogas, bahkan pupuk cair menjadi pilihan yang akan ditempuh oleh Pemkab setempat. Terkait dengan itu, belum lama ini diresmikan unit pengelolaan kompos di Pasar Bunder, hasil kerja sama dengan Yayasan Danamon Peduli (YDP). Peresmian dipusatkan di Taman Dayu, ditandai lokakarya bertajuk ’’konversi sampah pasar menjadi pupuk kompos, biogas, dan pupuk cair’’. ’’Sampah jika dikelola dengan baik akan memberikan manfaat tinggi, terutama untuk kompos atau pupuk organik,’’ tutur Dr Darmono Taniwiryono, Direktur Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia saat lokakarya. Lokakarya dihadiri 250 tamu, di antaranya Bupati Aceh Besar Dr Tengku H Bukhari Daud, Wali Kota Bengkulu Ahmad Kanedy, Wali Kota Sukabumi M Muslich Abdussyukur, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Ir Ardiansyah, utusan WHO Sharad Adhikary, serta perwakilan dari 70 kabupaten/kota. Pembicara lain Direktur Ekesekutif YDP Risa Bhinekawati MBA, yang nampak antusias dengan program Pemkab Sragen mengkonversi sampah pasar. Dikatakan, tahun ini YDP mengalokasikan dana Rp 4,5 miliar untuk kabupaten/kota yang berminat mereplikasi unit pengelolaan pupuk organik berbasis sampah pasar. Menarik Bupati Untung selaku tuan rumah minta dikritik dan masukan peserta, guna pengembangan program konversi sampah pasar menjadi pupuk organik. Namun sebaliknya Bupati malah menuai pujian. Tak lain karena program itu sangat menarik bagi daerah-daerah lain, yang juga menghadapi persoalan sampah. Bupati Aceh Besar Dr Tengku H Bukhari Daud mengaku, dia sangat tertarik dengan inovasi mengolah sampah menjadi pupuk. ’’Saya akan menerapkan program itu di Kabupaten Aceh Besar,’’ tutur Dr Tengku H Bukhari Daud saat berbincang santai. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Ir Ardiansyah P menilai, kompos bakal menjadi komoditas menguntungkan. ’’Pupuk itu bisa laris terjual dan banyak dicari orang,’’ tuturnya. (Anindito AN) Post Date : 15 April 2008 |