Mengubah Sampah dan Membuka Peluang Pasar

Sumber:Kompas - 07 April 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Di tangan Nur Handiah J Taguba, kulit kerang yang biasanya jadi limbah nelayan berubah menjadi aneka hiasan cantik berkilau. Harganya tak lagi hanya Rp 3.000 per kilogram, tetapi mencapai ratusan dollar AS.

Bisnis kerajinan kulit kerang yang digelutinya mulai tahun 2005 ini membawa perempuan pengusaha tersebut melanglang buana ke negara-negara di Benua Eropa dan Amerika, menjadi eksportir kerajinan andal dari Cirebon.

Tahun 2000 Nur yang mempunyai koneksi di Filipina hanya mengekspor kulit kerang yang masih kotor ke industri kerajinan kulit kerang di Filipina. Seiring dengan waktu, ia berinisiatif membersihkan kerang agar nilai jualnya lebih tinggi. Akhirnya, ia mampu berkreasi sendiri menciptakan segala jenis barang yang berhiaskan kulit kerang.

Kini ia bisa membuka pasar ekspor kerajinan kulit kerang di Eropa dan Amerika serta mempekerjakan 500 karyawan yang rata-rata remaja putri dan ibu-ibu. "Sampai sekarang saya juga tidak tahu mengapa tidak ada yang mencoba mencari peluang yang sama di bisnis aksesori kerang. Mungkin karena butuh kreativitas tinggi dan untungnya belum tentu tinggi," kata Nur.

Cecep M Suherman, pengusaha dan pendidik di Kota Cirebon, juga bisa menyulap usaha fiber yang dulu tak banyak dimanfaatkan peluangnya menjadi usaha ekspor yang menjanjikan. Cecep yang menerima penghargaan Upakarti tahun 2008 ini mengentaskan ratusan anak putus sekolah untuk bisa bekerja mandiri sebagai tenaga terampil atau wirausaha.

Ketika usahanya berhasil, ia menarik banyak orang untuk bisa menikmati keberhasilannya. Kreasi fiber yang ia buat pun menghidupi sekitar 100 keluarga. Tidak hanya berhenti di situ, hingga detik ini Cecep masih mendidik penganggur dan anak putus sekolah menjadi tenaga terampil dan wirausaha. Harapannya, ekspor fiber yang masih sangat terbuka bisa menjadi peluang kerja bagi ratusan warga lain.

"Mumpung ada peluang, mengapa tidak dimanfaatkan? Persoalannya, tenaga terampil masih kurang. Itu yang menjadi tantangan ke depan, tidak hanya pengusaha, tetapi pendidik hingga pemerintah," ujar Cecep yang menggeluti dunia usaha lebih dari 40 tahun.

Mengentaskan penganggur

Bagi Nur Handiah dan Cecep, menjadi wirausaha yang bisa menembus ekspor tidak mudah. Selain ketekunan, kreativitasnya pun harus tinggi. Tahun lalu mereka sempat terkena imbas krisis moneter dunia, tetapi bisnis mereka tetap bertahan. Bahkan peluang pasar tetap terbuka lebar.

Peran wirausaha seperti mereka juga membantu mengentaskan penganggur di Cirebon. Data Survei Angkatan Kerja Daerah 2009 menunjukkan, di Kabupaten Cirebon, angka pengangguran masih mencapai 130.024 jiwa atau 14 persen dari angkatan kerja sebanyak 934.039 jiwa. Adapun di Kota Cirebon, angka pengangguran 20.292 jiwa atau 13 persen dari angkatan kerja sebanyak 151.289 jiwa.

Mengutip perkataan Ir Ciputra ketika memberikan ceramah kewirausahaan di Hotel Grage Cirebon, beberapa waktu lalu, jika ada 10 persen lagi warga negara Indonesia yang bisa menjadi wirausaha mandiri, pengangguran tidak akan menjadi masalah serius. Lebih dari itu, perekonomian negara akan lebih baik. (Siwi Yunita Cahyaningrum)



Post Date : 07 April 2010