Mengolah Sampah Menjadi Listrik

Sumber:Jurnal NAsional - 13 April 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

MALAYSIA sedang terus berbenah dan tak terlalu tergoda oleh hiruk-pikuk politik. Negeri Jiran yang merupakan saudara sebatih bangsa Indonesia, itu sedang terus mengembangkan potensi dirinya, termasuk mendorong keunggulan potensi sumber daya manusia. Khasnya dalam melakukan inovasi dan invensi dalam menghadapi tantangan pembangunan berbasis keramahan terhadap lingkungan, sesuai konsep pembangunan berkelanjutan.

Ketika berkunjung ke Pajam-Seremban, Negeri Sembilan, saya teringat pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang green economy (3/6/10) pada peringatan ulang tahun Jurnal Nasional ke-4. Khasnya tentang energi terbarukan yang disertai dengan pengembangan inisiatif, kreativitas, dan inovasi dalam mewujudkan energi hijau dan bersih. Di areal pusat pembungan akhir sampah seluas 26 hektare yang kini menjadi bukit hijau dan ramah lingkungan, itu dibangun Taman Tenaga Diperbarui Bersepadu, kawasan integrasi energi terbarukan penghasil listrik.

Kawasan kumuh berbau busuk, itu diubah menjadi kawasan nyaman dan indah, sebagai bagian dari program transformasi ekonomi, yang bertujuan menjadikan Malaysia sebagai negara berpendapatan ekonomi tinggi. Bila pada masa Perdana Menteri Mahatahir Mohammad dibenahi seluruh wc umum (public toilet) alias tandas awam yang bersih dan nyaman, kini pusat pembuangan akhir sampah yang diolah dan dibenahi.

Proyek yang dikerjakan perusahaan pribumi (Cypark Resources Bhd), ini mampu menghasilkan 10 megawatt (mw) listrik untuk rumah tangga dan pabrik. Awal bulan Maret (8/3) Perdana Menteri Dato' Seri Mohd Najib Tun Razak, mengumumkan sembilan lagi proyek sejenis yang harus dibangun, dari 16 pusat pembuangan sampah akhir seluruh Malaysia. Dalam pengoperasiannya, listrik yang dihasilkan bekas pusat pembuangan akhir sampah ini terkoneksi dengan jejaring Tenaga Nasional Bhd (perusahaan listrik nasional).

Dato' Seri Mohd Najib memuji keunggulan sumber daya manusia Malaysia yang tergabung di dalam Cypark, itu. Terutama, karena seluruh proses research and development, inovasi teknologi, pembangunan, dan pengoperasian, dilakukan oleh orang muda Malaysia sendiri. Proyek itu sendiri sebagai perwujudan konkret dari sikap dan gagasan Najib untuk mengembangkan energi terbarukan, guna menghasilkan listrik bagi konsumsi rumah tangga dan pabrik. Dari proyek di Pajam, itu saja setidaknya sudah terpenuhi keperluan listrik untuk konsumsi 3.500 rumah tangga.

Proyek pengolahan sampah (energi terbarukan), ini dalam skala besar dimaksudkan sebagai kontribusi nyata Malaysia terhadap ikhtiar mengurangi pengeluaran karbon sebanyak 40 persen menjelang 2020, sesuai dengan hasil konvensi PBB tentang Perubahan Iklim ke 15 di Kopenhagen (15/12/2009). Selebihnya, proyek ini juga sebagai ikhtiar membuka lapangan kerja baru.

Inovasi yang dilakukan Cypark, menyediakan 200 lapangan pekerjaan dalam proses pembangunan, dan 100 lapangan pekerjaan dalam pengoperasiannya kelak. Dengan nilai investasi RM100 juta (setara Rp300 miliar), taman energi terbarukan penghasil listrik itu diproyeksikan beroleh keuntungan rata-rata RM12 juta/tahun, atau sekitar RM260juta selama 21 tahun. Artinya, sampai ditemukan invensi baru proyek ini memberikan nilai lebih yang menguntungkan. Sekaligus menjadi penanda aras (derajat pencapaian) bagi Malaysia mencapai ekonomi berpendapatan tinggi. Termasuk, kemungkinan mengekspor keunggulan teknologi dan inovasi ke negara-negara jiran, minimal di kawasan ASEAN, yang menghadapi problem sama dalam mengatasi persampahan. N. Syamsuddin Ch. HAESY



Post Date : 13 April 2011