|
SEMUANYA bergantung pada air,yaitu air bersih yang tidak terkontaminasi.Tidak hanya segi kuantitas, tapi juga mutu dan kualitas.Fenomena pelayanan air bersih sampai sekarang masih menjadi bahan perbincangan. Di Medan sendiri, masalah air masih terus diributkan karena buruknya pelayanan PDAM Tirtanadi selaku perusahaan pengelola air milik pemerintah daerah. Mulai dari berubahnya wujud air dari bening menjadi kuning keruh, berkurangnya debit air, minimnya bak penampungan air, dan banyaknya serbuk-serbuk yang menempel pada dinding bak penampungan. Masih banyak yang lain yang dikeluhkan warga pelanggan. Seperti yang terjadi pada masyarakat kawasan Helvetia. Air ke luar dengan volume besarhanyapadamalamhari. Untuk memperoleh air lebih banyak, warga harus menampung air diluar rumah yang biasanya terdapat kran.Kran di luar rumah dibuat lebih rendah agar debit airnya lebih besar. Jika tidak sempat malam, warga terpaksa bangun pada pagi buta. Volume air yang mengalir juga cukup banyak pada pagi. Namun, itu tidak lama, karena pada pukul 06.00-08.00 WIB air kembali tidak mengalir. Begitu seterusnya hingga malam hari. Dewi, 23, salah seorang warga Jalan Kamboja II Perumnas Helvetia mengaku kesulitan mendapatkan air pada pagi hari. Air baru mengalir pada pukul 09.00 WIB dan tidak akan mengalir lagi hanya dalam waktu satu atau dua jam. ”Kadang-kadang jam 11.00 WIB. Kalau mau memasak susah. Terpaksa harus nampung dulu malammalam,” katanya kepada SINDO,belum lama ini. Selain itu, tidak jarang air yang ke luar dari kran rumahnya berwarna kuning. Itu membuat warga susah karena harus mencuci bak penampungan hampir tiga kali dalam seminggu. Salah seorang warga Jalan Kapten Sumarsono bernama Lita,30,mengatakan,sejak 15 tahun lalu atau awal tinggal di kawasan Helvetia, kesulitan air selalu menjadi masalah utama. Baginya, peningkatan pelayanan perusahaan air minum sejak dulu hingga sekarang tidak ada yang berubah. Pengamat Lingkungan dari Universitas Sumatera Utara (USU) Jaya Arjuna mengatakan, untuk kawasan Medan, kualitas air yang cukup perlu dikhawatirkan adalah Medan Marelan.Sebab daerah di atasnya adalah kawasan industri. Selain lokasi tertentu, kualitas air juga dipengaruhi cuaca. Pada saat musim kering,seringkali timbul masalah. Banyak limbah yang masuk ke pipa menyebabkan tingkat pencemaran air tinggi. ”Jadi kalau air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) itu pada kondisi air banyak, tidak pernah ada masalah. Namun kalau musim kering, baru bermasalah. Sebab limbahnya banyak yang masuk dengan artian tingkat pencemaran tinggi,”ujar Jaya. Jaya mengatakan, keluhan mengenai kualitas dan kuantitas air memang selalu ada. Sayangnya forum pelanggan PDAM yang harusnya membela kepentingan pelanggan dan memberikan masukan pada PDAM terkait pelayanannya tidak memberikan berkontribusi. Sehingga keluhan ataupun masukan dari masyarakat selalu yang itu-itu saja,”sebutnya. Tirtanadi Klaim Berkualitas Baik PDAM Tirtanadi mengklaim pihaknya telah memberikan air dengan kuantitas dan kualitas baik.Pada tahun lalu,perusahaan pelat merah ini memproduksi air sebesar 5.000 liter setiap detiknya untuk melayani pelanggan sebanyak 391.000 rumah. Satu liter air mampu melayani 70 pelanggan. Air yang diproduksi perusahaan ini bersumber dari enam instalasi air minum di Sumut.Instalasi itu di antaranya instalasi Sibolangit dengan kapasitas produksi air yang dikeluarkan 600 liter/ detik, instalasi Sunggal dengan debit 1.850 liter/detik. Kemudian,instalasi air minum Delitua dengan kapasitas 1.500 liter per detik.Selanjutnya, instalasi Hamparan Perak yang memproduksi 120 liter setiap detik dan instalasi Limau Manis. Instalasi yang masih baru ini mampu memproduksi 500 liter/detik. Dan ada juga instalasi yang merupakan kerjasama dengan pemerintah Perancis yakni instalasi built operate and transfer (BOT) yang berkapasitas 500 liter/detik. Mengenai kualitas, perusahaan ini meyakinkan telah memenuhi syarat karena selalu mengedepankan tiga tas yakni kualitas, kontuinitas dan kuantitas. Kualitas air akan dipenuhi sesuai dengan ketentuan Menteri Kesehatan No 907 tahun 2000. Jika tidak hal itu tidak terpenuhi, tentu pihaknya tidak akan menyalurkan ke pelanggan. Kepala Divisi Public Relation PDAM Tirtanadi Sumut Delviyandri mengatakan, total cabang PDAM yang melayani air minum sebanyak 18 kantor cabang.Jika pada satu kawasan tidak ada cabang, makapihaknyaakanmenjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota tersebut. ”Ada sembilan kabupaten/ kota yang kami ajak kerjasama. Hingga saat ini sudah 25 tahun kami bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/ kota,”katanya. Dan khusus pada daerahdaerah yang jumlah pelanggannya semakin meningkat sehingga tekanan air yang masuk ke rumah pelanggan berkurang, akan dibuat sumur bor.Sumur bor ini mampu memproduksi 20 liter air per detik. ”Upaya-upaya terus kami lakukan. Selanjutnya, kami meminta masyarakat bijak untuk menggunakan air karena semakin tinggi jumlah pelanggan tentu ada waktuwaktu khusus yang airnya tidak keluar karena over pemakaian,” pungkasnya. (jelia amelida/ fakhrur rozi) Post Date : 02 Februari 2009 |