Jakarta, Kompas - Tahun 2020, perusahaan minuman Coca-Cola akan mengembalikan seluruh air dari perut bumi yang mereka ambil. Langkah tersebut dilakukan lewat empat langkah. Pertama, membangun sistem yang membuat penggunaan air kian efisien dalam proses produksi. Kedua, merehabilitasi daerah aliran sungai dan resapan air. Ketiga, meningkatkan kesadaran lingkungan dengan membangun komunitas pencinta lingkungan sehat. Keempat, pelatihan dan pemberian fasilitas air bersih.
Demikian disampaikan Direktur Humas PT Coca-Cola Indonesia Titie Sadarini dan manajer humas-nya, Triyono Prijosoesilo, dalam kunjungan ke Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, dan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin hingga Selasa (20/4). Dalam kunjungan tersebut, rombongan menanam pohon butun dan mangrove, melakukan transplantasi karang, dan melepas penyu ke habitatnya. Pohon butun berfungsi menawarkan air laut, sedangkan mangrove berfungsi mencegah abrasi arus laut. Perusahaan multinasional ini juga menyumbangkan sejumlah penampung air untuk warga di Kepulauan Seribu. Acara dilakukan untuk memperingati Hari Bumi Ke-40, Kamis ini.
Triyono mengatakan, dewan komisaris Coca-Cola telah menetapkan tahun 2020 Coca-Cola akan mengembalikan seluruh air yang dikonsumsi perusahaan ke bumi. ”Petinggi Coca-Cola di Amerika Serikat telah menetapkan akan memulihkan tujuh daerah aliran sungai terbesar di dunia dan sejumlah kawasan resapan air lainnya,” ujarnya.
Pencinta lingkungan
Di Indonesia, lanjut Titie, Coca-Cola memusatkan perhatian pada pelatihan dan pengembangan kelompok pencinta lingkungan di lingkungan sekolah serta membangun fasilitas penyediaan air bersih. Kegiatan ini diberi tajuk ”Water for School”.
”Perusahaan Coca-Cola peduli terhadap pelestarian sumber daya air di mana pun kami melakukan usaha. Pelestarian sumber daya air bisa dilakukan, baik melalui kegiatan edukatif maupun konservasi, melalui kerja sama dengan organisasi yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Pemanfaatan air hujan di sekolah untuk mengurangi penggunaan air tanah dapat menjadi salah satu upaya menjaga lingkungan, khususnya sumber daya air,” kata Titie.
Coca-Cola, lanjutnya, telah memberikan kemudahan akses air bersih bagi 10 sekolah dasar di Tangerang, Jakarta, dan Bekasi. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah memperkenalkan dan membangun tangki penampung air hujan.
”Kegiatan ini bertujuan mengurangi tingkat penggunaan air tanah atau suplai air dari PAM selama musim penghujan bagi keperluan sanitasi di sekolah,” tutur Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Doktor Eric Santosa.
Ia mengingatkan, pengelolaan kebutuhan air di Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya menghentikan proyek-proyek baru yang bakal mengonsumsi air lebih banyak lagi.
”Selama pemerintah belum mampu mengawasi, mengendalikan, dan memelihara fasilitas air serta mampu mengoordinasi kerja antarinstansi, pemerintah lebih baik menghentikan perluasan proyek-proyek berdalih sangat menguntungkan,” kata Eric dalam salah satu diskusi di Pulau Putri, Kepulauan Seribu.
Titie menambahkan, sejak tahun 2006, perusahaannya mulai meluncurkan ”Program Cinta Air” bekerja sama dengan USAID Indonesia.
Menanggapi peringatan Hari Bumi, Deputi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Teguh Surya kemarin mengatakan, ”Yang paling bertanggung jawab terhadap menurunnya kuantitas dan kualitas air bumi adalah semua perusahaan air mineral di Indonesia.” (WIN)
Post Date : 22 April 2010
|