Mengelola Air Berbasis Rukun Warga

Sumber:Media Indonesia - 12 Mei 2010
Kategori:Air Minum

ARWATI, 50, warga RT 01 RW 12 Rawa Badak, Penjaringan, Jakarta Utara, kini sedikit lega. Beberapa hari lagi ia tak perlu membeli air dari pedagang keliling.

Pasalnya, sistem pengolahan air bersih berbasis masyarakat (SPABM) akan diaktifkan kembali di RW 12 Rawa Badak.

Sebanyak 57 rumah kini sudah memiliki instalasi air yang tersambung ke master meter, hidran utama yang disuplai PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).

“Kami sudah lama menunggu air bersih. Warga mesti beli air dalam jeriken. Satu jeriken isi 20 liter seharga Rp500. Sehari bisa sampai segerobak (10 jeriken).

Kalau keran di rumah mengalir, kan kami bisa menghemat,” ujar Sarwati, kemarin. Tanda-tanda air segera mengucur kembali sudah terlihat. Pihak Palyja telah datang menghadiri pelatihan SPABM di sekretariat RW 12, Senin (10/5).

Proyek yang diprakarsai LSM bernama Mercy Corps itu sebenarnya telah dimulai tahun lalu. Menurut Urban Water and Sanitation Offi cer Mercy Corps Vincent Pooroe, pihaknya telah selesai memasang menara air dan master meter pada akhir 2008.

Pengairan SPABM telah dimulai Maret 2009 dan berjalan selama enam bulan, tapi terpaksa terhenti akibat kebakaran di Rawa Badak pada 27 September 2009.

“Kebakaran membuat pipa-pipa instalasi air rusak. Efisiensi pompa menurun karena bocor. Sekarang kami rehabilitasi proyek ini,” jelas Vincent.

Awal tahun lalu usaha rehabilitasi dimulai dengan menyusun rencana kerja, mengumpulkan iuran warga, hingga pengenalan kembali jalur pipa yang terbakar.

Sistem tersebut menuntut masyarakat proaktif dalam pengolahan air untuk mereka konsumsi sendiri.

Pengelolaan master meter dan hidran utama akan dikendalikan organisasi warga RW 12 yang diberi nama Jaka Tirta. Sarwati dipercaya sebagai bendahara yang akan mengurus pembayaran tagihan dari rumah-rumah untuk disetorkan ke Palyja. Nantinya Palyja hanya akan menerima pembayaran dari satu nomor tagihan. Sementara penagihan ke rumah-rumah menjadi tanggung jawab bendahara Jaka Tirta.

Proyek kerja sama warga dan Palyja ini merupakan salah satu dari tiga pilot project sistem pengelolaan air yang dicoba di dua kawasan. Dua master meter proyek SPABM terdapat di Jembatan Besi dan di RW 12 Rawa Bebek.

Menurut Vincent, program tersebut bertujuan membantu masyarakat berpenghasilan rendah untuk mengakses air bersih. “Setelah observasi, kami menemukan daerah ini cocok untuk pilot project SPABM.” (Anata Siregar/J-1)



Post Date : 12 Mei 2010