Mengajari Para Ibu Bikin Kompos

Sumber:Pontianak Post - 22 Juni 2005
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Singkawang,- SAMPAH siapa mau berdekat-dekat. Tetapi acung jempol buat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Singkawang. Moment Hari Lingkungan Hidup se Dunia, 3 Juni lalu dimanfaatkan untuk sosialisasi membuat kompos yang berasal dari sampah rumah tangga. Pesertanya, ibu-ibu atau mereka yang berminat terhadap tanaman.

Untuk menerapkan sistem pengomposan di rumah-rumah penduduk, DLHK tak main-main. Dinas ini mengadakan sosialisasi teknik dan metode pengomposan kepada warga di lingkungan Kelurahan Roban, Senin 20 Juni. Ternyata bak gayung bersambut, Warga pun sangat menyambut baik sistem pengomposan tersebut. Pemateri langsung diberikan oleh tim kebersihan dan lingkungan hidup DLHK Kota Singkawang.

''Keuntungan ganda. Disamping mendapatkan pupuk alam, juga masalah sampah yang hingga kini menjadi persoalan pelik bagi Pemkot sedikit banyak bisa teratasi,'' ujar salah satu pembicara dalam kesempatan ini.

Diakui, sistem pengomposan di rumah tangga penduduk merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan sebuah wadah seperti drum kecil yang dialiri udara, tempat ini akan menguraikan sampah-sampah jenis organic untuk menjadi pupuk kompos yang bisa dimanfaatkan untuk penyuburan aneka tanaman.

"Tabung kompos ini dapat menguraikan sampah-sampah rumah tangga (organic) dalam jangka waktu enam bulan lamanya. Setelah jadi kompos nanti akan digunakan masing-masing penduduk untuk menyuburkan segala jenis tanaman," jelasnya lagi.

Harga untuk membuat satu drum kompos ini mencapai 150 ribu-an. Bisa diupayakan dari swadaya masing-masing penduduk, karena pada dasarnya pemkot belum memiliki anggaran untuk pengadaan pengomposan di rumah-rumah penduduk untuk seluruh Kota Singkawang. Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Singkawang Pemkot dalam hal ini sebatas sosialiasi dan terus menggalakkan program pengomposan ini kepada masyarakat.

Karena begitu besarnya manfaat pengomposan itu, tim sosialisasi mengharapkan kepada warga yang sudah mampu untuk membeli tabung kompos untuk dapat menerapkan program pengomposan di rumah penduduk masing-masing. Terdapat dua manfaat sekaligus dari system pengomposan ini. Pertama dapat mengurangi sampah dan kedua dapat bermanfaat untuk menyuburkan tanaman.

Agar lebih diketahui masyarakat, dalam sosialsiasi itu dihadirkan sample tabung drum pengomposan di tengah-tengah kegiatan. Tim memperlihatkan dengan jelas dan menerangkan bagaimana cara memperagakannya.

Peserta sosialisasi sendiri berdasarkan pengamatan Pontianak Post, cukup antusias dan merespon penerapan pengomposan di rumah-rumah penduduk. Tidak sedikit diantara warga yang bertanya dan menanyakan dimana harus membeli tabung kompos tersebut. Peserta juga menyatakan siap untuk menerapkan sistem pengkomposan.

Ibu Rani misalnya. Dia menuturkan, timbang sampah-sampah tidak bermanfaat dan cuma menimbulkan penyakit, lebih baik kalau dimanfaatkan dengan menjadikan sampah tersebut kompos. Apalagi ibu-ibu sekarang sedag senang bercocok tanam. Khususnya aneka bunga.

''Kalau beli pupuk kan mahal. Apalagi yang dari Malaysia itu. Lebih baik bikin sendiri. Kalau berlebihan, boleh dibagi-bagikan ke tetangga,'' kata penggemar aneka bunga ini. Laporan Evi Silvina, Singkawang

Post Date : 22 Juni 2005