|
BANJIR yang melanda hampir semua wilayah Jakarta Jumat (2/2), berdampak pada lumpuhnya sebagian besar aktifitas warga. Perkantoran banyak tutup karena karyawan tak bisa pergi terjebak banjir dan kemacetan. Demikian pula pusat perdagangan, banyak yang tutup. Tetapi bagi pengojek gerobak, kondisi ini mendatang-kan limpahan rezeki yang tak terkira. Ojek gerobak menjadi sarana cukup efektif tatkala ada wilayah yang tak bisa dilewati berbagai kendaraan karena genangan air cukup tinggi. Di Jln. Raya Cipulir, kawasan persis di depan ITC Cipulir yang menghubungkan kawa-san Blok M dan Ciledug di Ja-ksel terputus, karena genangan air setinggi 75 cm. Bahkan, pengendara sepeda motor pun tak berani mengambil risiko. Alternatif terbaik bagi masyarakat untuk melewati genangan air di dekat aliran Sungai Pesanggerahan, harus menggunakan gerobak sebagai sarana angkutan. Tiap penumpang pengguna jasa angkutan gerobak ini membayar Rp 5.000,00 dengan jarak sekira 75 m. Sedangkan jika mengangkut sepeda motor ongkosnya Rp 20.-000,00. Gerobak itu didorong oleh empat orang pemuda. Setelah melewati kawasan banjir itu, para penumpang ke arah Ciledug masih harus menggunakan sarana yang sama melewati kawasan Kompleks BNI di Jln. Swadarma, dengan biaya Rp 4.000,00 per penumpang. Memang banyak perkantoran, pusat perdagangan, atau sekolah yang terpaksa diliburkan, tapi bukan berarti mobilitas warga berhenti. Orang-orang yang bepergian ke tempat kerja, tetap ada. Lin We (32) misalnya, terpaksa memakai gerobak milik Samin untuk membawa dirinya dan sepeda motor, yang dibawa menuju tempat bekerja di kawasan Kelapa Gading. Atas jasa Samin, Lin We membayar Rp 20.000,00. "Meski banjir kita harus kerja, kalau nggak gimana bisnis mau lancar?," katanya. Langkah Lin We diikuti banyak karyawan yang berkantor di kawasan Kelapa Gading. Mereka umumnya memberikan ongkos sewa sekira Rp 10.000,00 - Rp 30.000,00 per sekali jalan. Praktis, dengan bayaran sebesar itu para tukang ojek gerobak ketiban limpahan rezeki cukup menguntungkan. "Sampai siang ini, saya sudah bisa mengumpulkan Rp 600.000,00. Lumayan banget dah...," kata Samin, salah seorang pemilik gerobak di kawasan Kepala Gading, Jakarta Timur. Tak heran jika Samin, bisa mengantungi hingga Rp 600.000,00 dalam waktu setengah hari melalui penyewaan gerobak yang sehari-hari dipakainya untuk menjual barang bekas. Lain lagi bagi Eko, dia memfungsikan gerobak sampah miliknya menjadi ojek gerobak. Dengan beroperasi di kawasan Jln. Sudirman, Jakarta Pusat, dia sudah mengantongi penghasilan hingga Rp 700.000,00. "Kebanyakan karyawan kantor naik gerobak. Mereka ngasih Rp 10.000,00 - Rp 30.-000,00. Lumayan untuk ber-tahan beberapa hari," kata Eko, yang biasa mengambil sampah dari rumah warga di Bendungan Hilir itu. (Dendi) Post Date : 03 Februari 2007 |